Kamis, 22 Maret 2012

"KERAJAAN SURGA PEMERINTAHAN ALAM SEMESTA"

Kerajaan TUHAN adalah Roh-Roh yang memerintah di Sorga dan alam semesta. Karena TUHAN itu Roh, maka Kerajaan TUHAN merupakan pemerintahan yang dipimpin oleh Roh-Roh yang lahir dari BAPA.

Kerajaan Sorga adalah menyatakan pemerintahan tempat para penguasa semesta alam bertakhta, yaitu Roh-Roh yang memerintah semesta alam.

Kerajaan Yesus Kristus adalah pemerintahan yang dipimpin oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai Raja segala raja, Tuan segala tuan. ABBA/BAPA menjadikan kerajaanNYA yang kekal selama-lamanya bagi segala makhluk di Sorga dan dibumi.



Kerajaan TUHAN dapat ditangkap oleh panca-indra manusia pada orang yang telah menerima baptisan Roh Kudus yang datang dari KRISTUS YESUS.  Karena Roh tidak nampak, maka Kerajaan TUHAN YHWH dalam diri seseorang  dapat dikenali  dari hidupnya,  yaitu: perasaannya, pikirannya, perkataannya, dan perbuatannya, ataupun segala pengajarannya.  Mereka adalah orang-orang yang menerima urapan Roh Kebenaran yang menerangkan segala sesuatu mengenai pekerjaan TUHAN didalam Sorga dan di bumi, mengetahui rencana TUHAN sesuai tugas yang diserahkan kepadanya, dan memimpin banyak orang kedalam kebenaran.


Alkitab mengatakan :

Lalu, didalam roh ia membawa aku keatas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari TUHAN” (WHY 21: 10).

Yerusalem adalah nama kota Eloim, artinya IA membangun sebuah jemaat rohani, yaitu umatNYA yang dikumpulkan dalam suatu kumpulan orang-orang kudus, dan makhluk Sorgawi yang kudus, serta malaikat-malaikatNYA yang kudus bersama-sama dengan DIA  memerintah alam semesta.  Dan mereka hidup dalam kemuliaan Tuhan, serta segala kegemilanganNYA (WHY 21: 11-23) untuk selama-lamanya.  Inilah yang dinamakan Kerajaan Eloim/Kerajaan Sorga/Kerajaan Yesus Kristus, yaitu Yerusalem baru sebagai pusat pemerintahanNYA yang kekal.

TUHAN YHWH membangun Kota Setia, Yerusalem baru  dengan membayarnya dengan darah Anak-NYA dan darah para pengikut-NYA yang setia, yaitu 12 muridNYA dan 144.000 orang sebagai martir (WHY 14:1-5). Mereka adalah korban-korban sulung bagi TUHAN, yaitu mereka yang menjadi landasan dari Sorga yang baru. Mereka adalah hasil pertama dari pekerjaan Yesus di dunia ini, hingga sampai kepada kita yang terpanggil berikutnya.  Mereka BUKAN orang-orang gereja TETAPI orang-orang Israel yang mengikuti setiap langkah kemanapun Yesus pergi.  Mereka hidup oleh Roh Kudus yang mengurapi mereka dan mengikuti kehendak Roh dalam melaksanakan pemberitaan Kerajaan Sorga hingga sampai pada penyerahan nyawa mereka dalam kematian tubuh.

Jika anda dikaruniakan untuk mengerti hal ini, betapa besar dan mulianya, dan gemilangnya yang disediakan Abba/Bapa bagi mereka yang dipilihnya untuk masuk dalam KerajaanNYA.  Maka anda akan meninggalkan segala sesuatu yang anda miliki untuk dapat masuk dalam KerajaanNYA. Demikianlah banyak orang yang menyerahkan nyawanya, menderita dalam berbagai pencobaan, hingga dibunuh karena mereka telah mengetahui hal ini. Mereka telah melihat/mengetahui kemuliaan dan kegemilangan TUHAN yang disediakan bagi mereka.  Tetapi yang terutama mereka sangat mengasihi BAPA, IA telah menyediakan segala sesuatunya, sebelum mereka ada, dan mereka dijadikan untuk kemulian dan kegemilangan Tuhan.


Kerajaan Sorga memiliki 12 (dua belas) pintu gerbang, yaitu tempat orang-orang masuk dan keluar melaluinya, yaitu bangsa-bangsa dan raja-raja di bumi membawa kekayaan dan hormat  kepadaNYA (WHY 21:12,24). Kedua belas gerbang ini adalah kedua belas suku bangsa Israel, yaitu 144.000 orang yang ditebus Tuhan sebagai korban-korban sulung bagi  Anak Domba.  Yang dimaksud gerbang disini adalah setiap orang yang ikut serta dalam pembangunan Kota Setia tersebut, pada waktu Yesus Kristus datang kedunia dan memilih murid-muridNYA, serta mereka yang menyerahkan nyawanya oleh karena nama Tuhan Yesus Kristus. Kesemuanya adalah orang-orang keturunan bangsa Israel.

Sedangkan yang dimaksud bangsa-bangsa dan raja-raja masuk kedalam Yerusalem baru adalah orang-orang yang menerima pemberitaan injil Yesus Kristus yang dilakukan oleh orang Israel pada zaman mula-mula jemaat Tuhan (LUK 16:16-17), yaitu kedua belas murid Tuhan (semuanya adalah orang Israel), hingga kepada seluruh umat manusia yang telah ada, yang ada, dan yang akan ada dibumi.  Semuanya ini adalah roh-roh yang dipersatukan oleh Tuhan menjadi satu Kerajaan  yang dipimpin oleh YESUS KRISTUS sebagai Raja (IBR 3:6) dan TUHAN, Bapa tidak menghendaki satupun dari roh-roh ini hilang, yaitu mereka yang terpanggil (MAT 18:14)

Sesungguhnya Kerajaan Sorga sudah ada dari mulanya, hanya saja mereka yang tinggal didalamNYA mengalami berbagai perubahan sesuai dengan rencana dan rancangan Bapa. BAPA,Tuhan Yesus Kristus bertugas untuk mendirikan Kota Setia, yaitu Yerusalem baru, yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Sorga (ZAK 6:13). Hal ini dilaksanakan dengan kedatanganNYA kedunia ini dengan memilih ke-dua belas muridNYA dan 144.000 orang yang mengikuti DIA dengan setia.  Termasuk juga pilar-pilar di dalam Yerusalem baru, yaitu ketujuh jemaat mula-mula di Asia  kecil: Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia (WHY 1:11; 2;3).  Ini adalah penggenapan dari nubuat nabi Zakharia (ZAK 6:15).

Kerajaan Sorga bukan seperti pemerintahan dunia, dimana pemimpinnya dipilih secara demokrasi (dipilih oleh rakyatnya). Oleh sebab itu tepatlah dikatakan sebagai kerajaan, tidak republic,  karena segala sesuatunya secara mutlak dipimpin oleh YESUS KRISTUS berdasarkan ketetapan-NYa. Karena DIA adalah permulaan ciptaan YHWH (yang awal). Kalau tidak ada DIA, maka segala sesuatunya juga tidak ada. Kerajaan TUHAN mulai diberitakan kepada manusia sejak mulai dari pelayanan Yohanes Pembatis (LUK 16:16), yang membaptis dengan air (MAT 3:6,11), untuk mempersiapkan roh-roh yang terpanggil untuk masuk dalam Kerajaan Sorga yang diberitakan oleh Yesus, sebagai kepala dari Kerajaan Sorga….BERSAMBUNG…semoga bermanfaat. IMANUEL.

Selasa, 13 Maret 2012

ISLAM MASUK KRISTEN

“Saya Telah Menerima Kasih Karunia-Nya”


Kesaksian Dan Kisah Nyata Pelaku Kerusuhan Mei 1998 Ahmad Andryansah bin Abdul Jalil, Jemaat Islam Ditangkap Tuhan Yesus Al-Masih Dan Masuk Kristen : “Saya Telah Menerima Kasih Karunia-Nya”
Sudah jamak jika kita mendengar kesaksian dari para saksi mata mau pun korban dari suatu kejadian. Tetapi kali ini saya mendapatkan sebuah kisah kesaksian yang justru dari pelaku tindakan kekerasan. Saya melihat bahwa ada suatu hal yang dapat dipetik dari cerita ini, yaitu: Jamahan kasih Allah. Ya, pelaku tindak kekerasan dijamah hatinya oleh Yesus Kristus sehingga hidupnya berubah 180 derajat.Sungguh indah, Yesus pergi meninggalkan 99 domba yang tidak tersesat untuk mencari domba yang sesat. Betapa gemuruhnya Sorga dengan nyanyian puji-pujian kepada Allah ketika si domba yang tersesat telah ditemukan. Dalam kisah ini Yesus sendirilah yang menemukan si domba tersesat.
Berikut adalah kisah kesaksian Andryansah:
Awalnya saya mengenal Isa Almasih berawal dari kejadian yang hampir tidak masuk akal. Bermula dari kerusuhan mei 1998 pada waktu itu.
Sebelum saya mengenal Isa Almasih, saya di didik oleh orang tua saya maupun para ulama baik di bangku sekolah, musholla, maupun masjid bahwa orang di luar penganut Islam adalah kafir dan Islam merupakan ajaran yg paling benar dari segala kitab yang ada di muka bumi ini, dan yang paling utama. Apabila ada di antara kami yg dapat mengenyahkan penganut di luar Islam, adalah merupakan suatu pahala yg besar, sebab menurut apa yg telah mereka ajarkan kepada saya inti nya adalah penganut di luar Islam merupakan jamaah syaithon yang harus segera di musnahkan dari muka bumi ini. Dan bahaya yg paling besar pada saat itu adalah kaum nashara (Nasrani) yang selalu berkembang di Indonesia secara perlahan-lahan yang mana pada saat itu saya selalu di cekoki pelajaran yg terdapat di dalam Quran maupun hadist. Begitulah bagaimana sikap saya yang bagaikan iblis semula sebelum mengenal Isa Almasih yang mulia di bumi maupun akhirat dengan kasih-Nya.
Dan pada suatu waktu tepatnya awal kerusuhan Mei 1998, saya bersama kawan-kawan saya (penganut Islam) mengendarai sepeda motor beramai-ramai dengan tujuan untuk menjarah toko-toko milik non muslim. Sebelum kami berangkat melakukan hal tersebut, sebenarnya saya enggan mengikuti mereka karena keluarga kami pun orang yg hidup di atas rata-rata dan hal tersebut sepertinya merupakan sesuatu yg memalukan. Dan pada saat itu saya telah menyelesaikan study di perguruan tinggi dan saya masih dalam status penggaguran dan hal inilah yg membuat saya mengikuti ajakan teman saya, terutama apalagi bila ada salah satu dari mereka berteriak mari kita hancurkan para kafir, hal inilah yg membuat semangat saya menggebu-gebu.
Sampai pada suatu saat kami telah sampai di depan toko yg bernama El-Shadai, dan kami yakin bahwa toko itu adalah toko milik kafir Nasrani. Dan akhirnya kamipun melempari toko tersebut sambil meneriakan Allahuakbar! bersama-sama dan meneriakkan “kafir, keluar lu dari dalam toko lu!”
Pada waktu itu ada beberapa orang yg berhamburan keluar. Salah satu dari mereka mengendarai motor untuk melarikan diri dari kami. Kami melihat pria itu mengenakan kalung salib di lehernya. Lalu teman saya yang bernama Sultan (nama samaran) berseru kepada saya, “Ndry, mari kita kejar dia!”
Saya pun bergegas untuk membonceng teman saya. Sebelum saya membonceng motor kawan saya, saya mengambil sepotong besi. Dan akhirnya kami pun mengejar pria itu. Dan yang mana pada waktu itu keadaan di jalan sangat carut marut, tetapi pria itu tetap menancap gas. Mungkin saking takutnya berusaha menyelamatkan diri dari kejaran kami. Kawan saya pun mempercepat laju motornya. Berhubung motor yang kami tunggangi adalah motor king sedangkan pria tersebut menggunakan motor bebek, maka perlahan-lahan kami dapat menyusulnya.
Pada suatu saat pria itu membelokkan motornya pada persimpangan dengan cepatnya. Dan pada saat itulah kami tidak tahu darimana mobil tersebut datang. Seingat saya, kamipun akhirnya menabrak mobil tersebut dan saya serasa terbang di udara. Sesudah itu saya tidak sadar lagi.
Pada waktu saya sadar, saya melihat banyak kerumunan di sekitar saya. Dan dengan reflek saya mencari teman saya untuk melihat kondisinya. Lalu saya pun memisahkan diri untuk mencari teman saya dari kerumunan orang tersebut.
Tetapi saya tidak tahu mengapa orang tersebut masih berkerumun di tempat saya berada tadi. Lalu saya pun melangkah ke jalan, dan saya mendapati kerumunan di sisi jalan yang lain. Saya pun berpikir itu pasti teman saya. Lalu saya pun melangkah mendekatinya.
Tiba-tiba saya berhenti sontak di tengah jalan karena saya melihat di beberapa kerumunan teman saya, saya melihat teman saya jadi dua. Dan ada banyak orang yg berwajah bengis dan hewan kurus seperti anjing yg hendak memperebutkannya. Saya mengucek mata saya sebab saya pikir saya masih belum sadar. Setelah itu saya melihat teman saya yang ada dua tersebut. Salah satunya di seret-seret oleh mereka untuk keluar dari kerumunan tersebut. Dan teman saya itu berteriak, “Ndry, Ndry, tolong saya!” Saya pun tak berani melangkah karena saya takut. Dan saya tetap diam terpaku di tengah jalan raya tersebut.
Pada waktu itu ada sinar datang dari sebelah kanan saya. Waktu saya menoleh, ternyata mobil ambulance pas di samping kanan saya dan menabrak saya. Saya pun tersontak dan menyebut Masyaallah sambil memejamkan mata. Tetapi mobil itu serasa melintasi tubuh saya. Lalu sayapun membuka mata saya dan dengan reflek saya memegang tangan saya sendiri. Lalu saya pun melihat mobil ambulance tersebut berhenti pas di tempat saya jatuh tadi. Dan yang membuat saya terdiam seribu bahasa adalah ketika saya melihat tubuh saya dimasukkan ke dalam ambulance tersebut. Hal ini yg membuat saya seperti gila. Sayapun akhirnya berlari tanpa tujuan dan saya tidak berani mendatangi kerumunan di mana saya jatuh sebelumnya karena saya takut setelah melihat kejadian teman saya.
Tidak jelas kemana saya berlari, tiba tiba saya sampai di sebuah taman dan saya duduk sambil menangis. Apakah saya sudah mati? Saya terus mencubit-cubit tangan saya, tapi saya tidak merasakan apapun. Lalu saya menangis lebih keras. Dan sayapun tersungkur menangis di atas tanah. Dan pada saat saya tersungkur, saya melihat sepasang kaki di depan mata saya. Sayapun sontak mundur ke belakang karena saya teringat langsung apa yg dialami teman saya. Tapi pada saat saya mau bangun dan melarikan diri, saya seperti lumpuh tidak bisa bergerak. Dan saya pun memberanikan diri untuk menatap siapakah yg ada di depan saya. Tapi saya tidak bisa melihat wajah-Nya karena sangat silau. Dan hal itu membuat saya pasrah dan menundukkan muka.
Lalu orang yg berpakaian putih di depan saya itu pun bertanya kepada saya, “Nak, mengapa engkau menganiaya AKU?”.Lalu saya pun menjawabnya, “Setan, pergi kau jangan ganggu saya!” Sayapun akhirnya mengucapkan ayat-ayat kursi untuk mengusirnya.Lalu Dia pun berkata lagi “Nak, mengapa engkau menganiaya Aku?” Sayapun masih melafalkan ayat kursi di bibir saya dan saya mengucapkan “Ya Allah, usirlah setan itu dari hadapanku.” Lalu Dia berkata lagi, “Nak, apakah kesalahan-Ku hingga kau menganiaya Aku?”
Lalu setelah saya sadar ayat kursi tidak ampuh untuk menghadapi-Nya, sayapun tersungkur di bawah kaki-Nya dan menangis tersedu-sedu dan akhirnya akupun menjawabnya, “Saya tidak tahu kenapa saya melakukannya. Maafkanlah saya.”
Dan saya pun meraung-raung di bawah kaki-Nya. Dan Diapun berkata, “Bangunlah. Jangan takut. Peganglah tangan-Ku.” Dan sayapun berdiri di depan-Nya sambil menundukkan muka saya (dan pada waktu itu sayapun masih berpikir bagaimana cara melarikan diri dari-Nya). Sepertinya Dia tahu pikiran saya, dan Dia berkata lagi, “Jangan takut akan Aku karena Aku lembut dan murah hati.”
Dan akhirnya saya pun memberanikan diri untuk menatap-Nya. Saya merasakan kesedihan yg ada di hati saya menjadi sirna seketika dan saya pun memberanikan diri untuk bertanya kepada-Nya, “Siapakah kamu sesungguhnya?”
Lalu Dia menjawab, “Akulah yang selalu di perdebatkan oleh banyak anak manusia. Akulah jalan yang lurus. Akulah yang telah membangkitkan orang dari kematian.” Setelah saya mendengar Dia berkata “Akulah yang telah membangkitkan orang dari kematian”, sayapun langsung tersadar bahwa Dialah Isa Almasih atau Yesus Kristus yang banyak sekali dipuja puja oleh kaum Nasrani sebagai Tuhan-nya. Lalu sayapun tersungkur di bawah kaki-Nya kembali dan pada saat itu secara tak sadar saya memperhatikan kaki-Nya yg mempunyai tanda berlobang bekas luka. Saya pun berkata “Ya Nabi Isa, ampunilah segala sesuatu yang pernah saya perbuat terhadap pengikut-Mu. Ampunilah saya.”
Dan sayapun menangis kembali karena merasa berdosa terhadap-Nya. Lalu dia pun berkata, “Mengapa kamu menganiaya mereka?” Sayapun menjawab-Nya, “Saya tidak tahu. Atau mungkin karena mereka menganggap-Mu sebagai Allah dan menduakan Allah?”
Lalu Dia pun berkata “Segala apa yang ada padaKu adalah milik Bapa-Ku yang di Sorga. Dan segala apa yang ada pada BapaKu di Sorga adalah Milik-Ku juga, karena oleh-Nya segala kekuasaan baik di bumi maupun di sorga telah diserahkan-Nya kepadaKu. Karena Aku dan Bapa adalah satu. Begitu juga kau, kau sekarang adalah milik-Ku.”
Sayapun masih menangis di bawah kaki-Nya pada saat Dia menerangkan tentang siapa diri-Nya sebenar-Nya, yaitu Dia adalah Allah itu sendiri. Lalu saya pun berkata, “Ya Isa Allahku, ampunilah segala sesuatu yang pernah saya lakukan.” Di sinilah saya pertama kali menyatakan Isa adalah Allah saya. Lalu Isa Almasih berkata, “Pulanglah dan beritakanlah tentang Aku, tentang apa yang pernah kau lihat. Aku akan menyertai kalian semua hingga zaman akhir.”
Dan pada saat itu pula sontak saya terbangun. Ternyata saya sudah berada di Rumah Sakit, tepatnya di ruang ICU kurang lebih selama 2 minggu dalam keadaan koma. Pada saat saya terbangun, saya langsung menangis dan menyebut, “Ya Isa, ya Tuhanku, ampunilah saya.”
Pada saat itu ibu dan saudara-saudara saya sedang menunggu di luar dan bergegas masuk saat mendengar suara saya. Tetapi kebanyakan dari mereka heran mengapa saya menyebut Isa sebagai Tuhan saya. Banyak di antara mereka yg menganggap saya kerasukan iblis membaca ayat kursi bersama sama. Ini membuat saya tertawa terpingkal-pingkal setiap saya mengingat mereka melakukan hal tersebut. Akhirnya sayapun dibawa pulang ke rumah setelah kondisi saya membaik. Pada saat itu merupakan kegoncangan iman yg terbesar dalam hidup saya, tentang apa yg pernah saya percayai sebelumnya, yg selalu penuh dengan kekerasan, iri, dan dengki. Dan saya mengingat tentang pertemuan saya dengan Tuhan kita Yesus Kristus, betapa baiknya Dia terhadap saya. Dia tahu saya telah menganiaya pengikut-Nya, seharusnya Dia memenggal kepala saya, tetapi Dia malah mengampuni saya dan mengembalikan roh saya menyatu kembali dengan jiwa dan tubuh saya. Padahal ibu saya pernah berkata bahwa pada saat saya di rumah sakit dokter telah mengatakan bahwa saya telah mengalami pendarahan otak dan mustahil bisa di sembuhkan. Dan sekalipun saya sembuh, saya akan mengalami kelumpuhan total. Banyak para dokter yg merasa aneh pada kejadian saya yg ajaib.
Dan apabila mereka bertanya saya hanya menjawab Isa atau Yesus Kristus lah yg menyembuhkan saya. Kadang-kadang hal ini membuat mereka yg belum menerima Yesus di dalam hatinya menganggap saya kerasukan iblis. Begitu juga saudara-saudara saya maupun bapak saya sendiri. Sehingga sering bapak saya mengundang para kiai maupun dai untuk mengkotbahi saya.Lalu saya bertanya kepada mereka, “Sudahkah kalian pernah merasakan kematian?” Merekapun jawab, “Belum.”Lalu sayapun bilang kepada mereka, “Percayalah kepada Isa, karena Isa lah yang menyelamatkan saya dari kematian.”
Akhirnya banyak dari antara mereka yg pergi dengan hati yg dongkol.Untungnya bapak saya merupakan muslim yg liberal. Akhirnya sayapun menceritakan tentang semua kejadian yg pernah saya alami pada waktu itu. (mungkin bapak saya mendengarkannya dengan cara masuk kuping kiri, keluar kuping kanan). Akhirnya bapak saya berkata, seandainya apa yg saya alami itu memang benar, maka bapak akan mengucap syukur kepada Nabi Isa yg telah menyelamatkan saya. Dan sayapun selalu berdebat dengan bapak saya. Sampai akhirnya saya berkata kepada bapak saya, “Sungguh apa yang semua saya alami adalah benar karena saya melihatnya dengan kepala dan mata saya sendiri.”
Dan bapak sayapun bilang, “Bagaimana mungkin kamu melihatNya, orang pada saat itu bapak bersama ibumu selalu menunggui kamu di rumah sakit? Kapan kamu keluar dan bertemu denganNya? Tahukah kamu Ndry, semua itu karena ridho Allah, titik!”
Pada waktu itu saya pun bingung menjawab pertanyaan yg dilontarkan bapak kepada saya. Ibu saya pun menangis dan memeluk saya ketika melihat kami berdebat dengan keras dan menyuruh saya diam dan meninggalkannya. Tanpa sebab saya berkata kepada bapak, “Ya benar, Isa Almasih adalah Tuhan saya sekarang ini. Pelangi adalah saksi apa yg pernah saya katakan.”
Lalu bapak saya tertawa menyindir kepada saya, “Di musim kemarau begini mana mungkin ada pelangi?” Dan sayapun akhirnya pergi meninggalkan tempat saya berdebat dengan ayah saya itu dan menuju pintu rumah untuk pergi keluar. Pada saat saya di luar rumah sayapun menangis dan berbicara sendiri, “Ya Isa Tuhanku, mengapa begitu keraskah hati bapak saya seperti batu?” Lalu saya pun mendongak ke atas langit, dan anehnya saya melihat pelangi. Lalu saya menangis dengan penuh suka cita, dan sayapun lari kembali ke dalam rumah untuk menemui bapak saya. Dan saya memanggilnya untuk menunjukkannya.
Setelah bapak saya melihat pelangi tersebut diapun diam seribu bahasa. Dan setelah kejadian itu bapakku seperti mengalami kegoncangan iman, seperti yg pernah saya alami sebelumnya.
Sayapun mulai mencari lebih dalam tentang siapa Isa Almasih sebenarnya melalui Al-Quran maupun hadist, dan saya menemukan hal-hal yg membuat saya terharu. Misalnya ayat surat-surat di bawah ini:
(Maryam, 19:19) Hanya Isa Anak Maryam yang langsung masuk Syurga kerana Dia suci.
(Al Imran, 3:45) Bahkan Dia (Isa Almasih) terkemuka di dunia dan di akhirat.
(Al Fatihah, 1:6) “Indinash shiraathal mustaqiim” Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus
(Az Zukhruf, 43:61) “Wa innahu la’ilmu lis saa’ati fa laa tamtarunna bihaa wa tabi’unni haadzaa shiraathum mustaqiim.” Artinya: Dan sesungguhnya Isa itu benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat kerana itu janganlah kamu ragu tentang hari kiamat itu dan ikutlah Aku. Inilah jalan yang lurus.
(Az Zukhruf, 43:63) “Wa lammaa jaa-a ‘Isa bil bayyinaati qaala qad ji’tukum bil hikmati wa li ubayina lakum ba’dhal ladzii tathtalifuuna fiihi fat taqullaaha wa athii’u.” Artinya: Dan tatkala Isa datang membawa keterangan. Dia berkata sesungguhnya Aku datang membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian yang apa kamu perselisihkan tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaKu.
(An Nisa, 4:171) “Inamal Masihu ‘isabnu Maryama rasullahi wa kalimatuhu.” Artinya: Sesungguhnya Isa Al Masih putra Maryam itu utusan Allah dan FirmanNya.
(Hadis Anas bin Malik hal.72) “Isa faa innahu Rohullah wa kalimatuhu.” Artinya: Isa itu sesungguhNya Roh Allah dan FirmanNya.
(Maryam, 19:17) ”arsalnaa ilaihaa ruuhanaa fa tamatstsala lahaa basyaran sawiyya.” Artinya: Kami mengutus Roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya menjadi Manusia yang sempurna.
(Hadis Ibnu Majah) “Laa mahdia illa isabnu Maryama.” Artinya: Tidak ada Imam MAHDI selain Isa putra Maryam.
(Al Anbiyaa, 21:91) “Wallatii ahshanat farjahaa fa nafakhnaa fiihaa mir ruuhinaa Wa ja’alnaahaa wabnahaa ayatal lil ‘aalamiin” Artinya: Ingatlah kisah seorang perempuan yang memelihara kehormatannya (Maryam) lalu Kami tiupkan kepadanya Roh Kami (Roh Allah) dan Kami jadikan dia dan Anaknya tanda (kuasa Allah) bagi semesta alam.
(Maryam, 19:33) “Wa salaamu ‘alayya yauma wulittu, wa yauma amuutu, wa yauma ub’atsu hayaa.” Artinya: Dan sejahtera atasNya pada hari Dia dilahirkan, pada hari Dia wafat, dan pada hari Dia dibangkitkan hidup kembali.”
(Al Imran, 3:55) “Idz qaalallahu yaa Isa, innii mutawafiika, wa raafi’uka ilayya, wa muthahhiruka minal ladzinaa kafaruu, wa jaa’ilul ladzina tabauka fauqal ladzina kafaruu ilaa yaumil qiyamati.” Artinya: Ingatlah tatkala Allah berfirman; Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkanMu, dan mengangkatMu kepadaKu, dan akan menyucikan Engkau dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutiMu di atas mereka yang kafir hingga hari kiamat.”
(Al Baqarah, 2:253) “Wa aatainaa ‘isabna Maryam bayyinaati wa ayyadnaahu bi ruuhil qudusi.” Artinya: Dan Kami berikan kepada Isa putra Maryam, beberapa mujizat serta Kami perkuat Dia dengan Roh Kudus.
(An Nisa, 4:156) “Wa bi kufrihim wa qaulihim ‘alaa Maryama buhtaanan ‘azhiimaa.” Artinya: Dan kerana kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zinah).
(Al Imran, 3:45) “Idz qalatil malaikatu yaa Maryama innallaaha yubasyiruki bi kalimatim minhus muhul masihu ‘isabnu Maryama wajihan fiddun-yaa wal akhirati wa minal muqarrabiin.” Artinya: Ketika malaikat berkata, hai Maryam sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan Kalimah daripadaNya namanya Al Masih putra Maryam, terkemuka di dunia dan di akhirat dan orang yang paling dekat pada Allah.
Dan sayapun akhirnya menelusuri dan mencari segala hal tentang Isa Almasih Tuhan kita. Akhirnya sayapun berpikir bahwa saya harus mendapatkan Injil itu sendiri untuk memahami siapa Isa Almasih itu sesungguhnya. Ada keinginan yang sangat kuat di hati saya untuk mendapatkannya (Injil). Lalu saya pun teringat akan toko yang pernah kami (saya bersama kawan saya dulu) rusakkan, yaitu toko buku El-Shadai, lalu sayapun pergi kesana.
Pada saat saya sampai di toko tersebut, toko itu masih kelihatan rapi, baik kaca-kacanya yg dulu kami lempari dengan batu hingga pecah, telah rapi terenovasi kembali. Lalu sayapun menghampiri toko tersebut dan akhirnya saya berbicara dengan salah satu penjaganya, “Mbak, apakah Anda menjual Injil?” “Ya.” jawabnya. Lalu penjaga itu pun mencarikan Injil tersebut. Lalu dia pun menyerahkan kepada saya Kitab Perjanjian Baru. Lalu saya bertanya lagi kepadanya, “Apakah ini Injil Isa Almasih punya?”
Mbak penjaga itupun berkata sambil tertawa kecil, “Iya, Perjanjian Baru itu adalah Injil.” Lalu mbak itu pun berkata kepada saya, “Apakah kamu non Kristen?”
Sayapun bingung menjawabnya. Karena agak takut oleh sebab sebelumnya, seandainya mbak itu tahu apabila saya muslim mungkin dia akan benci kepada saya, pikir saya dalam hati. Akhirnya dengan berat hati sayapun menjawabnya, “Ya, saya muslim.” sambil saya menundukkan muka.
Lalu mbak itu pun berkata, “Ah itu tak masalah bagi kami.” sambil tersenyum. Hal ini yang membuat saya heran kenapa mereka yg begitu ramah bisa kami benci tanpa sebab sebelumnya? Lalu sayapun bertanya kepada dia, “Mbak, adakah buku-buku tentang kisah nabi-nabi menurut Kristen?”
Lalu mbak itupun mencarikannya. Sesudah itu sayapun mananyakan harga totalnya untuk membayar buku-buku tersebut. Dan sebelumnya saya pun berta nya kepadanya, “Mbak, apakah ada di antara pegawai toko ini yang celaka pada saat kerusuhan sebelumnya?” Mbak itupun menjawab saya, “Pada waktu kejadian tersebut toko ini telah kami tutup lebih awal kira-kira jam sepuluh pagi.” Lalu saya bertanya lagi, “Apakah ada yg menempati toko ini sebagai tempat tinggal?”
“Ah tidak mas,” jawabnya, “hanya satpam yg menjaga toko-toko di sekitar kami. Itupun juga mereka hanya menjaga di luaran saja untuk keamanan sekitarnya.”
Hal ini yang membuat saya sangat bingung dalam hati. Seingat saya waktu kami merusak dan menjebol toko ini pada waktu petang hari masih ada beberapa orang yg di dalamnya, sedangkan mbak itu bilang toko telah tutup sejak jam 10 pagi dan tidak ada satupun penghuni yg menempatinya. Lalu siapakah di antara mreka yg kami kejar pada waktu itu? Hal ini yang membuat saya heran hingga sekarang. Seandainya apabila saya menemui pria yg kami kejar-kejar dulu, mungkin saya akan berlutut untuk meminta maaf kepadanya.
Dan akhirnya sayapun kembali kerumah, dan sayapun mulai membaca Injil satu persatu di kamar saya. Saya sangat terenyuh, sedih, dan bangga pada saat saya membaca kisah Injil, betapa mulianya segala sesuatu yang pernah diperbuat oleh Isa Almasih / Yesus Kristus. Begitu pun juga ucapan-ucapanNya yang bagaikan pisau belati langsung menusuk hati mengajarkan tentang kasih yang tulus, kerendahan hati, maupun keselamatan. Hal ini yang belum pernah saya peroleh sebelumnya semenjak saya hidup di muka bumi yang mana sebelumnya saya menganggap diri kami sebagai Muslim adalah yg tertinggi dari golongan lain kafir yang mana para golongan kafir itu harus tunduk kepada kami, yaitu para penganut Islam, sebab ada di Quran yg mengatakan, “hanya penganut Islam lah yang masuk Sorga” dan hal ini sangat tidak masuk akal.
Bagaimana mungkin nabi-nabi sebelum Muhammad bisa disebut Islam, karena mereka pun tidak pernah sekalipun mengucapkan kalimat syahadat? Dan juga pada saat saya mengalami kejadian yg aneh di mana roh saya berpisah dengan tubuh saya pada waktu kecelakaan dan mengalami koma, kenapa yg menemui saya justeru Isa Almasih / Yesus Kristus? Dan akhirnya sayapun menyerahkan diri saya sepenuhnya untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan saya dan Juruselamat saya. Pada tanggal 27 Oktober 2000 saya pun dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Halleluya. Saya telah menerima kasih karunia-Nya. Baik susah maupun senang.
Tuhan Yesus selalu menyertai saya.
Amin
Solo, Indonesia, 3 Mei 2006
Nama asli saya Ahmad Andryansah bin Abdul Jalil dan saya akhirnya mengganti nama saya menjadi Christian Andryansah, dan saya menghapus nama Ahmad karena nama tersebut selalu mengingatkan saya akan kekejian.
Sumber – Buletin Kampung Baru Februari 2007

Ibu Siti Hadidja bertobat, menerima Tuhan Yesus.


Kesaksian Walid Shoebat..

“Islam Menghasilkan Kekerasan”


Kesaksian Dan Kisah Nyata Mantan Terroris dan Militan Islam PLO Palestina Walid Shoebat Masuk Kristen : “Islam Menghasilkan Kekerasan”
“Walid Shoebat: Mengapa Saya Meninggalkan Jihad ?”
Kesaksian Walid Shoebat..
“Saya teringat pada satu kesempatan di Betlehem ketika para penonton yang penuh sesak di sebuah bioskop bertepuk-tangan dengan sukacita saat menonton film 21 Hari di Munich. Saat kami melihat orang-orang Palestina …membunuh atlet-atlet Israel, kami…berteriak,’Allahu Akbar!’Sebuah slogan sukacita”.
Salah-satu kekuatan yang paling dahsyat di dunia adalah kesaksian yang mengubah hidup. Sebagaimana Parvin dan Homa Darabi, Walid Shoebat juga mengalami jahatnya terorisme karena ia pernah menjalaninya – pada kenyataannya, ia mempraktekkannya. Sewaktu remaja, ia membom sebuah bank di Tanah Suci dan turut serta memukuli seorang tentara Israel. Ketika istrinya yang beragama Katolik menantangnya untuk mempelajari Alkitab, hatinya yang keras kemudian menjadi lembut saat ia belajar tentang anugerah, rekonsiliasi, dan kasih yang diberikan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Sekarang Walid menyerukan perlunya toleransi beragama dan kebebasan pribadi. Dan ia berusaha keras, berjalan dari seorang teroris menjadi seorang yang anti teroris.
Kisah Walid Shoebat dengan tajam menunjukkan pada kita apa yang akan terjadi di lingkungan kita jika kita tidak menghentikan terorisme Islam. Ia meninggalkan Islam dengan alasan yang jelas: Islam menghasilkan kekerasan. Ia takut jika kita yang hidup di dunia Barat dan negara-negara non-Muslim lainnya tidak bersatu sekarang, kita akan menghadapi kekerasan Islam yang lebih dahsyat di kemudian hari. Saat itu terjadi, itu tidak terjadi di suatu tempat di seberang lautan – itu akan terjadi di dalam komunitas kita sendiri.
Mengapa Saya Meninggalkan Islam ?
Saya lahir dan dibesarkan di Beit Sahour, Betlehem, di Tepi Barat, dalam sebuah keluarga berada. Kakek dari pihak ayah saya adalah seorang mukhtar, atau kepala suku, di desa itu. Ia adalah sahabat dari Haj-Ameen Al-Husseini, Mufti Agung Yerusalem dan sahabat dekat Adolf Hitler. Kakek dari pihak ibu saya, F.W.Georgeson, di sisi lain, adalah sahabat dekat Winston Churchill, dan pendukung keras terbentuknya negara Israel, walau saya tidak terlalu menyadari akan hal ini sampai bertahun-tahun kemudian dalam hidup saya. Saya dilahirkan pada salah satu hari raya penting Islam, yaitu hari kelahiran Nabi Muhammad. Ini adalah suatu kehormatan besar untuk ayah saya. Untuk merayakan hari itu, ia menamai saya Walid, yang berasal dari kata bahasa Arab mauled, yang artinya “kelahiran”. Itu adalah cara ayah saya untuk mengingat kenyataan bahwa putranya dilahirkan pada hari yang sama dengan kelahiran nabi terakhir dan terbesar dari semua nabi.
Ayah saya adalah seorang Muslim Palestina yang mengajar bahasa Inggris dan studi Islam di Tanah Suci. Ibu saya adalah seorang Amerika yang menikahi ayah saya pada tahun 1956 ketika ayah saya sedang studi di Amerika. Karena mereka takut akan pengaruh dari gaya hidup Amerika terhadap anak-anak mereka, saat ibu saya sedang mengandung saya, orang-tua saya pindah ke Betlehem, yang pada waktu itu adalah bagian dari Yordania. Itu terjadi pada tahun 1960.Tak lama setelah orang-tua saya tiba di Betlehem, saya dilahirkan. Ketika ayah saya berganti pekerjaan, kami pindah ke Arab Saudi dan kemudian kembali ke Tanah Suci – kali ini ke dataran terendah di muka bumi: Yerikho.Saya dibesarkan dan belajar bagaimana membenci namun diselamatkan melalui teladan mengasihi yang ditunjukkan oleh ibu saya yang adalah orang Amerika, yang paham soal belas kasih, keadilan, dan kebebasan.
Saya tidak pernah melupakan lagu pertama yang saya pelajari di sekolah.Judulnya adalah :  “Orang-orang Arab Kekasih Kami dan Orang-orang Yahudi Anjing-anjing Kami”. Waktu itu saya baru berumur 7 tahun. Saya ingat waktu itu saya bertanya-tanya siapakah orang Yahudi itu, namun bersama dengan teman-teman sekelas saya, saya mengulangi kata-kata itu tanpa benar-benar memahami apa arti yang sebenarnya.
Saya dibesarkan di Tanah Suci, saya mengalami beberapa pertempuran antara Arab dan Yahudi. Pertempuran pertama, ketika kami masih tinggal di Yerikho, adalah Pertempuran Enam Hari, ketika orang Yahudi menaklukkan Yerusalem tua dan sisa “Palestina”. Sulit sekali menggambarkan betapa hal ini sangat mengecewakan dan mempermalukan orang Arab dan kaum Muslim di seluruh dunia.
Konsul Amerika di Yerusalem datang ke desa kami tidak lama sebelum perang itu terjadi untuk mengevakuasi semua orang Amerika di wilayah itu. Oleh karena ibu saya adalah orang Amerika, mereka menawarkan bantuan kepada kami, tapi ayah saya menolak bantuan apapun dari mereka, karena ia mencintai negerinya. Saya masih ingat banyak hal selama perang itu – suara ledakan bom yang berlangsung berhari-hari dan bermalam-malam selama 6 hari, penjarahan toko-toko dan rumah-rumah oleh orang-orang Arab di Yerikho, orang-orang mengungsi menyeberangi Sungai Yordan karena takut terhadap orang Israel.
Perang itu dinamai demikian karena hanya berlangsung dalam 6 hari. Orang Israel memperoleh kemenangan atas pasukan multi-nasional Arab yang menyerang dari banyak front. Hanya pada hari ke-7 peperangan ini, Rabbi Shalom Goren, ketua rohaniwan pasukan Pertahanan Israel, mengeluarkan pernyataan yang bergema dishofar, mengumumkan kontrol Yahudi atas Tembok Barat dan kota tua Yerusalem. Banyak orang Yahudi menghubungkan peristiwa ini paralel dengan kejadian yang dicatat dalam Alkitab ketika Yosua dan bangsa Israel menaklukkan Yerikho. Yosua dan orang Israel mengelilingi tembok Yerikho selama 6 hari, dan pada hari yang ke-7, mereka mengelilingi tembok itu 7 kali. Para imam membunyikan shofar bersamaan dengan orang-orang Israel berteriak dengan satu suara. Tembok pun roboh dan orang Israel menguasai kota itu.
Seusai perang, bagi ayah saya di Yerikho, seakan-akan tembok itu telah roboh langsung menimpanya. Selama perang, ia duduk lengket dengan radio mendengarkan stasiun radio Yordan. Ia selalu berkata bahwa orang-orang Arab akan memenangkan perang itu – tapi ia mendengarkan stasiun radio yang salah. Stasiun radio Israel mengabarkan kebenaran mengenai kemenangan telak mereka. Namun ayah saya memilih untuk mempercayai orang Arab yang mengklaim bahwa orang-orang Israel – selalu – berbohong, mengumumkan propaganda palsu. Banyak diantara kita sekarang yang tentunya masih ingat menteri informasi Saddam, yang dikenal dengan “Baghdad Bob”, dan semua klaim liar dan laporan palsu yang diteriakkannya beberapa hari setelah kejatuhan Baghdad? Dalam dunia Islam, nampaknya ada hal-hal yang tidak pernah berubah.
Kemudian, pindah kembali ke Betlehem, dan ayah saya memasukkan kami ke sebuah sekolah Anglikan-Lutheran agar dapat menguasai pelajaran-pelajaran bahasa Inggris. Saudara saya laki-laki dan perempuan, dan saya sendiri adalah satu-satunya orang Muslim di sekolah itu. Kami bertiga dibenci. Terutama bukan karena kami orang Muslim, tetapi karena kami setengah Amerika. Walaupun itu adalah sekolah Kristen, sekolah itu masih memiliki jejak kekristenan yang berwarna Islam yang mempengaruhi banyak orang Kristen Palestina hingga saat ini. Agar dapat diterima – dan kadangkala hanya supaya bisa tetap hidup – banyak orang Kristen di negara-negara yang didominasi Islam mengadopsi sikap benci yang dimiliki orang Muslim di sekeliling mereka terhadap Israel, Amerika dan dunia Barat. Karena kami separoh Amerika, guru-guru seringkali memukuli kami sementara murid-murid Kristen menertawakan hal itu.
Akhirnya, ayah saya memindahkan saya ke sekolah pemerintah dimana saya mulai bertumbuh kuat dalam Islam. Saya diajari bahwa suatu hari penggenapan sebuah nubuat kuno oleh Nabi Muhammad akan terjadi. Nubuat ini menceritakan suatu peperangan dimana Tanah Suci akan kembali ditaklukkan Islam dan eliminasi orang Yahudi akan terjadi dalam sebuah pembantaian massal. Nubuat ini ditemukan dalam banyak buku suci tradisi Islam yang dikenal dengan Sahih Hadith. Tradisi ini berbunyi sebagai berikut, dan merupakan pola pikir semua pengikut Islam radikal”
“[Muhammad berkata:] Saat terakhir tidak akan datang kecuali orang Muslim memerangi orang Yahudi dan orang Muslim akan membunuh mereka hingga orang Yahudi menyembunyikan diri di balik batu atau pohon dan berkata: Muslim, atau hamba Allah, ada orang Yahudi di belakang saya; datang dan bunuhlah dia; tetapi pohon Gharqad tidak akan berkata, karena itu adalah pohon orang Yahudi”. (Sahih Muslim Buku 041, Nomor 6985). Jika ditanya dimana pembantaian itu akan dilaksanakan, tradisi mengatakan bahwa itu akan terjadi di “Yerusalem dan daerah sekelilingnya”.
Selama masa remaja saya, seperti ayah, saya selalu menyesuaikan diri dengan Islam dan apa saja yang diajarkan guru-guru Muslim kepada kami. Saya, seperti halnya teman-teman sekelas saya pada umumnya, sangat terinspirasi oleh visi Muhammad yang gelap dan penuh darah. Saya menyerahkan hidup saya untuk jihad, atau perang suci, untuk memenuhi penggenapan nubuat ini. Saya ingin menjadi bagian dari tercapainya rencana Muhammad, ketika Islam akan memperoleh kemenangan terakhir atas orang Yahudi dan akhirnya – tanpa halangan lagi – memerintah dunia. Ini adalah ideologi para mentor saya, dan ketika saya telah meninggalkan paham fanatik ini, jutaan orang di Timur Tengah masih mempercayainya, dan mereka masih berjuang untuk menjadikannya sebuah realita.
Selama masa remaja saya, sering ada kerusuhan di sekolah menentang apa yang kami sebut sebagai pendudukan Israel. Sedapat-dapatnya saya berperan sebagai penghasut dan penggerak. Saya bersumpah untuk memerangi musuh Yahudi, percaya bahwa dengan melakukannya saya sedang melakukan kehendak Tuhan di atas bumi. Saya tetap setia pada sumpah saya saat saya memerangi tentara Israel dalam setiap kerusuhan. Saya menggunakan berbagai alat yang ada untuk menghasilkan kerusakan dan sakit yang sebesar-besarnya. Saya berunjuk rasa di sekolah, di jalanan, dan bahkan di Temple Mount di Yerusalem. Selama sekolah menengah, saya adalah pemimpin aktivis yang memperjuangkan Islam. Saya akan mempersiapkan pidato-pidato, slogan-slogan, dan menulis grafiti anti Israel sebagai usaha untuk memprovokasi murid-murid lain untuk melempari tentara-tentara Israel yang bersenjata dengan batu. Gema bergemuruh teriakan-teriakan kami masih jelas dalam ingatan saya:
Tidak ada damai atau negosiasi dengan musuh!
Darah dan jiwa kami kurbankan untuk Arafat!
Darah dan jiwa kami kurbankan untuk Palestina!
Matilah Zionis!
Impian saya adalah untuk mati sebagai sahid, seorang martir untuk Islam. Pada saat berunjuk rasa saya akan membuka baju saya berharap untuk ditembak, tetapi karena orang Israel tidak pernah menembaki tubuh, saya tidak pernah berhasil. Ketika gambar-gambar sekolah diambil, saya dengan sengaja berpose dengan wajah yang cemberut mengantisipasi bahwa pada koran berikut wajah sayalah yang akan dimuat sebagai martir berikutnya. Banyak kali saya hampir terbunuh waktu unjuk rasa siswa dan kerusuhan dengan tentara Israel. Jantung saya berdebam; tak ada yang dapat menyingkirkan keinginan saya –kebencian dan kemarahan saya – selain dari mujizat. Saya adalah salah seorang dari orang-orang muda yang mungkin anda lihat di CNN melempar batu dan bom molotov pada hari-hari Intifada atau “kebangkitan”. Pada waktu itu, saya akan membenci label itu; tapi sebenarnya saya adalah seorang teroris muda. Pencucian otak dengan paham Islam-Nazi oleh para guru dan imam – dalam keseluruhan budaya saya – mencapai pengaruh yang dicita-citakannya.
Apa yang saya ketahui sekarang adalah bahwa saya tidak hanya meneror orang lain, tetapi dalam banyak hal, saya sedang meneror diri saya sendiri dengan apa yang saya percayai. Perjuangan utama saya adalah untuk mendapatkan nilai yang cukup – untuk membangun catatan teror yang hebat – agar disukai Allah. Saya hidup dengan takut akan penghakiman dan neraka dan berpikir bahwa hanya dengan bersikap jahat seperti itu saya mempunyai kesempatan untuk masuk janna(surga, atau nirwana). Saya tidak pernah yakin bahwa semua “perbuatan baik” saya dapat melebihi perbuatan-perbuatan jahat saya jika ditimbang pada Hari Penghakiman. Saya tidak hanya digerakkan oleh kemarahan dan kebencian, tetapi juga oleh rasa tidak aman dan ketakutan secara spiritual. Saya percaya pada apa yang telah diajarkan pada saya: cara yang paling pasti untuk meredakan kemarahan Allah terhadap dosa-dosa saya adalah dengan mati memerangi orang Yahudi. Mungkin, jika saya berhasil, saya akan diberi pahala tempat khusus di Surga dimana wanita-wanita cantik bermata besar akan memenuhi hasrat saya yang terdalam.
Sulit untuk menggambarkan sampai pada tahap seperti apa pencucian otak yang dialami orang seperti saya, yang dibesarkan di bawah sistem pendidikan Palestina. Semua pihak berotoritas menyuarakan pesan yang sama: pesan Islam –jihad atau kebencian terhadap orang Yahudi – dan hal-hal yang seharusnya tidak berkuasa atas pikiran orang muda.
Saya teringat satu kejadian di Sekolah Menengah Dar-Jaser di Betlehem saat sedang studi tentang Islam, ketika salah seorang teman kelas saya bertanya kepada guru apakah seorang Muslim diijinkan memperkosa wanita Yahudi setelah mengalahkan mereka. Jawabannya adalah, ”Wanita yang ditangkap dalam pertempuran tidak mempunyai pilihan dalam hal ini, mereka adalah gundik-gundik dan mereka harus menaati tuannya. Berhubungan seks dengan budak tawanan bukanlah “sebuah pilihan bagi para budak”. Ini bukanlah pendapat guru itu semata-mata, tetapi jelas sekali diajarkan di dalam Qur’an:
“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu”. Surah 4:24
Dan juga dikatakan dalam Qur’an:
“Hai Nabi, sesungguhnya kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang Mukmin”. Surah 33:50.
Kami tidak mempermasalahkan soal Muhammad mengambil keuntungan dari hak istimewa ini saat ia menikahi sekitar 14 istri dan mempunyai beberapa budak wanita yang dikumpulkannya sebagai rampasan beberapa perang yang dimenangkannya. Kami tidak benar-benar tahu berapa banyak istri yang dimilikinya dan pertanyaan itu senantiasa merupakan hal yang kami perdebatkan.Salah seorang dari istri-istrinya diambil dari anak angkatnya sendiri, yaitu Zayd. Setelah Zayd menikahi wanita itu, Muhammad tertarik padanya. Zayd memberikannya kepada Muhammad, tetapi Muhammad tidak menerima pemberian Zayd itu hingga turunlah wahyu dari Allah. Istri-istri Muhammad yang lainnya adalah para tawanan Yahudi yang dipaksa menjadi budak setelah Muhammad memenggal kepala para suami dan keluarga mereka. Inilah hal-hal yang kami pelajari dalam studi kami mengenai Islam di sekolah menengah. Inilah orang yang harus kami teladani dalam segala hal. Inilah nabi kami, dan dari dia dan perkataannyalah kami belajar untuk membenci orang Yahudi.
Saya teringat pada satu kesempatan di Betlehem ketika para penonton yang penuh sesak di sebuah bioskop bertepuk tangan dengan sukacita saat mereka menyaksikan film 21 Hari di Munich. Saat kami menyaksikan orang-orang Palestina melempar granat ke dalam helikopter dan membunuh para atlet Israel, kami semua – ratusan penonton – berteriak, “Allahu akbar!” sebuah slogan sukacita.
Dalam suatu usaha untuk mengubah hati orang Palestina, stasiun televisi Israel menayangkan film dokumentasi mengenai Holocaust. Saya duduk dan menonton, menyoraki orang Jerman sambil makan pop corn. Hati saya begitu keras, mustahil bagi saya untuk mengubah sikap saya terhadap orang Yahudi, kecuali melalui “pencangkokan hati”.
Oleh karena kemurahan Tuhan, saya memiliki sesuatu yang hanya dimiliki oleh sedikit dari teman-teman sekelas saya. Saya mempunyai seorang ibu yang berbelas kasih dan memiliki suara yang lembut – dengan sabar berusaha menggapai saya di tengah-tengah hiruk pikuk suara kebencian yang menulikan di sekitar saya. Ia berusaha mengajari saya di rumah tentang apa yang disebutnya dengan “rencana yang lebih baik”. Namun demikian, pada waktu itu apa yang diajarkannya hanya berdampak sedikit pada saya, karena tekad saya sudah teguh – saya akan hidup atau mati memerangi orang Yahudi. Tetapi seorang ibu tidak pernah menyerah.
Saya tidak menyadarinya waktu itu, tetapi ibu saya telah dipengaruhi oleh sepasang misionaris Amerika. Ia bahkan telah dengan diam-diam meminta mereka untuk membaptisnya. Namun, ketika ia menolak untuk dibaptis di kolam yang penuh dengan ganggang hijau, pendeta misionaris itu harus meminta YMCA di Yerusalem untuk mengosongkan kolam yang dikhususkan untuk pria, dan kemudian ibu saya dibaptis disana. Tak seorang pun anggota keluarga kami mengetahuinya.
Seringkali ibu mengajak saya mengunjungi berbagai museum di Israel. Ini berdampak positif pada saya dan saya jatuh cinta pada arkeologi. Saya terpesona pada arkeologi. Dalam banyak argumentasi saya dengan ibu, secara langsung saya katakan padanya bahwa orang Yahudi dan orang Kristen telah berubah dan memalsukan Alkitab. Ia menanggapinya dengan membawa saya ke Museum Gulungan Kitab di Yerusalem dimana ibu menunjukkan pada saya gulungan kuno kitab Yesaya – masih utuh. Ibu saya berhasil menyampaikan argumennya tanpa berkata-kata. Walaupun ibu berusaha mencapai saya dengan sabar dan lembut, saya tidak tergoyahkan. Saya akan menyiksanya dengan hinaan. Saya menyebutnya seorang “kafir” yang mengklaim bahwa Yesus adalah Anak Tuhan dan saya menyebut ibu “seorang penjajah terkutuk Amerika”. Saya menunjukkan padanya gambar-gambar di suratkabar tentang semua remaja Palestina yang telah menjadi “martir” sebagai akibat dari perselisihan dengan tentara Israel dan saya menuntut ibu untuk memberikan jawaban. Saya membencinya dan meminta ayah untuk menceraikannya dan menikahi seorang wanita Muslim yang baik.
Di samping semua hal ini, ibulah – ketika saya dijebloskan ke Penjara Muscovite di Yerusalem – yang pergi ke konsulat Amerika di Yerusalem dan berusaha untuk mengeluarkan saya. Penjara Muscovite dulunya adalah kamp Rusia yang digunakan sebagai penjara pusat di Yerusalem bagi mereka yang kepergok menghasut orang untuk melakukan kekerasan terhadap Israel. Ibuku yang kekasih sangat kuatir akan arah hidup yang saya ambil sehingga rambutnya mulai rontok. Kekuatirannya bukannya tanpa alasan. Selama saya di penjara saya menjadi anggota kelompok teror Fatah milik Yasser Arafat. Tak lama kemudian, saya direkrut oleh seorang pembuat bom yang sangat terkenal dari Yerusalem yang bernama Mahmoud Al-Mughrabi.
Sudah tiba saatnya bagi saya untuk melakukan yang lebih besar daripada sekadar protes dan membuat kerusuhan. Al-Mughrabi dan saya berencana untuk bertemu di Jalan Bab-El-Wad di Klub Bela Diri Judo-Star yang dikelola ayahnya di dekat Temple Mount di Yerusalem. Ia memberi saya bahan peledak yang rumit yang telah dirakitnya sendiri. Saya harus menggunakan bom – bahan peledak yang disembunyikan dalam seketul roti – untuk meledakkan cabang Bank Leumi di Betlehem. Mahmoud menolong saya menyelundupkan bom itu, seperti halnya Wakf Muslim – polisi agama di Temple Mount. Dari Temple Mount, saya berjalan keluar menuju podium dengan bahan peledak dan pengatur waktunya di tangan saya. Kami berjalan di sepanjang Dinding Ratapan dan menghindari semua titik pemeriksaan. Dari sana, saya berjalan ke stasiun bis dan naik bis ke Betlehem. Saya sudah sangat siap untuk menyerahkan hidup saya jika memang harus demikian. Saya berdiri di depan bank itu dan tangan saya sudah benar-benar siap untuk meledakkan bom di pintu depan, ketika saya melihat beberapa anak Palestina berjalan di dekat bank.
Pada saat terakhir, saya malah melemparkan bom itu ke atap bank. Dan saya berlari. Ketika saya sampai di Church of the Nativity (gereja yang dibangun di tempat Yesus dilahirkan-Red), saya mendengar ledakan. Saya sangat ketakutan dan sangat depresi sehingga saya tidak dapat tidur berhari-hari. Saya hanyalah seorang remaja berusia 16 tahun. Saya bertanya-tanya apakah saya telah membunuh orang hari itu. Itulah kali pertama saya mengalami bagaimana rasanya memiliki tangan yang berlumuran darah. Saya tidak menikmati apa yang telah saya perbuat, tetapi saya merasa harus melakukannya karena itu adalah tugas saya.
Kisah yang akan saya ceritakan pada anda berikut ini juga merupakan pergumulan. Itulah kali pertama saya berusaha untuk membunuh seorang Yahudi. Seperti jutaan belalang, batu-batu beterbangan dimana-mana saat kami bertikai dengan tentara Israel. Sekelompok orang dari pihak kami telah menyalakan api dengan cara membakar ban untuk digunakan sebagai blokade. Seorang tentara terluka kena lemparan batu. Ia mengejar anak yang telah melemparinya. Namun kami berhasil menangkap tentara itu. Bagaikan segerombolan binatang liar, kami menyerangnya dengan apa saja yang ada di tangan kami. Saya memegang pentungan dan saya menggunakan pentungan itu untuk memukuli kepalanya sampai pentungan itu patah. Seorang remaja lain memegang tongkat dengan paku-paku yang mencuat keluar. Ia terus memukuli kepala tentara yang masih muda itu hingga ia berlumuran darah. Kami hampir saja membunuhnya. Ajaibnya, seakan-akan dengan didorong ledakan adrenalin yang terakhir, dia lari sekencangnya menyeberangi blokade ban-ban berapi dan berhasil lolos ke seberang dimana para tentara Israel menggotong dan menyelamatkannya. Saya tidak tahu dari mana ia mendapatkan kekuatan itu. Tapi sekarang saya merasa senang karena ia berhasil melarikan diri. Sekarang, setelah bertahun-tahun berlalu, sulit sekali bagi saya mengekspresikan bagaimana saya sangat menyesal dan pedih jika mengingat bahwa saya pernah melakukan hal-hal seperti itu. Sekarang saya bukan orang yang sama seperti waktu itu.
Setelah saya menyelesaikan sekolah menengah atas, orang-tua saya mengirim saya ke Amerika untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Saya masuk di sekolah yang kemudian dikenal dengan Loop College, yang terletak di jantung kota Chicago. Ketika saya tiba disana, saya langsung terlibat dengan banyak acara sosial politik yang anti Israel. Saya masih benar-benar percaya bahwa akan datang harinya dimana seluruh dunia akan tunduk kepada Islam dan kemudian dunia akan menyadari betapa dunia sangat berhutang kepada orang-orang Palestina yang telah mengalami banyak kehilangan oleh karena mereka adalah barisan terdepan dalam perang Islam melawan Israel.
Loop College dipenuhi oleh berbagai organisasi Islam. Ketika saya berjalan ke kantin, rasanya seperti masuk ke sebuah kafe Arab di Timur tengah. Berbagai kelompok Islam beroperasi di luar jam sekolah pada waktu itu, tiap kelompok bersaing untuk merekrut siswa lain. Dengan segera saya mengabdikan tenaga saya untuk melayani sebagai seorang aktifis PLO – Organisasi Pembebasan Palestina. Secara resmi saya harus bekerja sebagai penerjemah dan konselor bagi siswa-siswa Arab melalui sebuah program Amerika yang disebut CETA (Comprehensive Employment and Training Act) dimana saya dibayar dengan bantuan dari pemerintah Amerika Serikat. Namun, sebenarnya, apa yang saya lakukan, meliputi menerjemahkan iklan-iklan untuk acara-acara yang bertujuan memenangkan simpati orang Amerika atas perjuangan Palestina. Kenyataannya, “memenangkan simpati” adalah ekspresi yang palsu. Kami berusaha untuk mencuci otak orang-orang Amerika – semua yang kami pandang sangat mudah tertipu. Dalam bahasa Arab, iklan-iklan untuk acara-acara semacam itu dengan terang-terang menggunakan jihadist, sebuah deskripsi anti semitis seperti: “Akan ada sungai darah…Datang dan dukunglah kami untuk mengirim siswa-siswa ke Selatan Libanon untuk memerangi orang Israel…” Di lain pihak, dalam versi bahasa Inggris, kami akan menggunakan deskripsi yang halus dan tidak merusak, seperti: “pesta budaya Timur tengah, datanglah dan bergabung dengan kami, kami akan menyajikan domba gratis dan baklava…” Waktu itu tahun 1970.
Kemudian terjadilah Septembar Hitam.September Hitam adalah bulan yang dikenal di seluruh Timur Tengah sebagai saat ketika Raja Hussein dari Yordania bergerak menggagalkan sebuah usaha PLO di Yordania meruntuhkan kekuasaannya sebagai Raja. Banyak orang Palestina terbunuh dalam konflik yang berlangsung hampir setahun lamanya itu hingga bulan Juli 1971. Hasil akhir dari semua ini adalah pengusiran PLO dan ribuan orang Palestina dari Yordania masuk ke Lebanon.
Tentu saja, konflik itu berkembang dan mempengaruhi berbagai organisasi siswa Arab di Loop College. Saya sangat kecewa dan frustrasi menyaksikan hal ini, karena saya menyadari bahwa tanpa persatuan, tujuan jihad di Amerika tidak akan berhasil. Pada saat itulah saya bergabung dengan Al-Ikhwan – Persaudaraan Muslim.
Persaudaraan Muslim adalah organisasi yang membawahi sejumlah oraganisasi teroris lainnya di seluruh dunia. Saya tidak sendirian saat bergabung dengan Persaudaraan ini; ada ratusan siswa Muslim lain dari seluruh penjuru Amerika yang juga bergabung ketika itu. Saya percaya bahwa bekerja sebagai seorang aktifis untuk Persaudaraan Muslim adalah cara yang terbaik untuk membawa kesatuan diantara orang Muslim; bukan Muslim Palestina atau Muslim Yordania, melainkan satuummah Muslim – satu komunitas Muslim universal – di bawah satu payung Islam. Hingga akhirnya, seorang sheikhYordania bernama Jamal Said datang ke Amerika untuk merekrut siswa-siswa. Pertemuan perekrutan itu diadakan di gudang bawah tanah atau dengan menyewa kamar hotel. Para siswa Muslim berkumpul dari seluruh penjuru Amerika untuk menghadiri pertemuan itu dan mendengarkan Sheikh Jamal Said. Jamal memiliki status dan reputasi yang legendaris. Dia adalah sahabat Abdullah Azzam, yang terkenal di seluruh Timur tengah sebagai mentor dari Osama Bin Laden.
Orang seringkali bertanya pada saya apakah menurut saya ada kelompok-kelompok sel teroris yang beroperasi di Amerika.Tidak diragukan lagi bahwa kelompok-kelompok itu memang ada. Sementara banyak mahasiswa Amerika di tahun 70-an bereksperimen dengan narkoba, memprotes pemerintah mereka, dan berpartisipasi dalam melahirkan gerakan “anak bunga”, mereka tidak memperkirakan adanya revolusi bawah tanah lainnya yang dilahirkan oleh para siswa Muslim radikal di seluruh negeri itu. Di dalam Islam, diajarkan bahwa jika seorang Muslim memasuki sebuah negara untuk menaklukkannya bagi Allah, ada beberapa tahapan sebelum mencapai “invasi” itu jika anda menginginkannya. Itu adalah tahap-tahap awal dari gerakan paling subversif yang akan dialami oleh negara itu. Itulah kelahiran gerakan jihadis di Amerika.
Akhirnya saya pindah ke California, dimana saya bertemu dengan istri saya, seorang Katolik dari Meksiko. Saya ingin mentobatkannya kepada Islam. Saya mengatakan padanya bahwa orang Yahudi telah memalsukan Alkitab dan ia meminta saya untuk menunjukkan beberapa contoh pemalsuan itu. Ia menantang saya: ia menantang saya untuk mempelajari Alkitab itu sendiri supaya saya sendiri melihat apakah semua yang telah diajarkan kepada saya mengenai Alkitab dan orang Yahudi itu benar atau tidak. Itu membuat saya memulai sebuah perjalanan yang mengubah hidup saya secara radikal. Pada saat itu saya harus pergi membeli Alkitab dan saya mulai membacanya dan ada banyak sekali kata “Israel” di dalamnya. Kata yang paling saya benci itu ada dimana-mana di dalam kitab itu. Saya berpikir, bagaimana ini harus dijelaskan ? Saya mulai berpikir bahwa orang-orang Yahudi sesungguhnya tidak menyakiti kami tetapi kami membenci mereka dan menuduh mereka melakukan hal-hal yang mengerikan ini.
Ini adalah sebuah perjalanan, yang dalam beberapa waktu lamanya hingga saya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya, lebih merupakan sebuah obsesi. Saya akan begadang sampai larut malam dan membaca dengan tekun kitab suci orang Yahudi dan Kristen ini. Saya membaca Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Saya mempelajari sejarah Yahudi. Saya berdoa dan menggumuli hal-hal yang saya temukan. Banyak hal dalam kepercayaan saya yang membentuk dasar-dasar cara berpikir saya yang Islami mulai bertumbangan. Karena dikonfrontasi dengan konflik yang jelas terlihat antara cara saya memandang dunia ini dan agama saya semenjak remaja dan kebenaran Alkitab yang menusuk, lalu saya berdoa mohon bimbingan Tuhan. Pada pertengahan tahun 1990, saya pergi ke reuni keluarga di selatan California, disana terjadi pertengkaran setelah saya membela tokoh Alkitab Rahel, yang disebut oleh paman saya sebagai “pelacur Yahudi”.
“Kamu layak dimusuhi”, kata paman saya, dan mereka melemparkan saya keluar dari rumah.
Saya sadar mereka tidak tahu apa-apa soal sejarah; apa yang mereka ketahui hanyalah propaganda yang dulu selalu diajarkan pada saya.
Pertobatan saya membawa saya untuk meninggalkan kekerasan dan menjadi orang Kristen, tetapi untuk itu ada harga yang harus saya bayar: keluarga saya tidak mau mengakui saya lagi dan saudara saya sendiri mengancam akan membunuh saya karena telah meninggalkan Islam. Sekarang saya berharap bahwa dengan mengatakan kebenaran saya akan membuka mata orang banyak.
Sekarang, saya adalah pendiri Yayasan Walid Shoebat. Misi hidup saya dan cita-cita saya adalah membawa kebenaran tentang orang Yahudi dan Israel ke seluruh dunia, sambil mengijinkan Kristus untuk menyembuhkan jiwa saya melalui pertobatan dan mengupayakan rekonsiliasi. Saya telah berketetapan untuk dengan tidak berlelah berbicara tentang Israel kepada ratusan ribu orang di dunia. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Ia memberikan saya kesempatan untuk meminta pengampunan dan berekonsiliasi dengan orang Yahudi dimana pun di seluruh penjuru dunia. Kepada siapa pun yang mau mendengarkan, saya akan menceritakan kisah saya. Sebagai tambahan, walau ada banyak ancaman terhadap hidup saya – termasuk imbalan 10 juta Dollar untuk menangkap dan membunuh saya – saya terus berbicara menentang kebohongan-kebohongan Islam-Nazi yang dulu mengindoktrinasi saya. Jika mereka menangkap saya, saya akan terus bersuara.
Ya, hari ini saya mengatakan pada dunia, Saya mengasihi orang Yahudi! Dan saya sangat percaya bahwa orang Yahudi adalah umat pilihan Tuhan yang bertujuan untuk memberi terang kepada orang-orang Arab dan juga seluruh dunia – jika mereka mengijinkan orang Yahudi menerangi mereka.
Mengetahui kebenaran ini telah mengubah cara berpikir saya dari menjadi seorang pengikut Muhammad dan yang mengidolakan Adolf Hitler menjadi seorang yang percaya kepada Yesus Kristus, dari mempercayai kebohongan menjadi mengenal kebenaran, dari sakit secara spiritual menjadi dipulihkan, dari hidup dalam gelap menjadi melihat terang, dari terkutuk menjadi diselamatkan, dari keraguan kepada iman, dari benci menjadi kasih, dari perbuatan-perbuatan jahat kepada anugerah Tuhan di dalam Kristus.
Inilah saya hari ini. Terpujilah Tuhan! Saya berharap dengan membaca kesaksian saya dan yang lainnya dalam buku ini anda mulai menyadari bahwa ada peperangan antara yang baik dan yang jahat, dan antara damai dengan terorisme, perselisihan antara kebebasan dan neo-fasisme. Sebagaimana yang saya katakan saya berbicara di Universitas Columbia: Hari ini saya berjuang untuk hak semua orang; saya berjuang untuk orang kulit hitam agar dibebaskan dari perbudakan, bagi orang Muslim agar bebas untuk bertobat kepada kekristenan, bagi orang-orang Yahudi yang menolak untuk menjadi Kristen, dan bagi orang-orang atheis untuk mendapatkan haknya menjadi orang atheis. Dan saya akan mati untuk hak kebebasan berbicara bagi semua orang di Amerika Serikat.
Walid Shoebat
Pendiri Yayasan Walid Shoebat
Pengarang Mengapa Saya Meninggalkan Jihad dan Mengapa Kami Ingin Membunuh Anda.

Kesaksian : Hamran Ambrie

Tetapi kasih Tuhan sungguh hebat,Dia berusaha,mencari dan menyelamatkan saya.


Kesaksian Dan Kisah Nyata Islam Masuk Kristen : “ Bekas Imam Hamran Ambrie ( Mantan Pergerakkan Muhammadiah dan Pengajar Islam)
Meninggalkan Islam Dan Memeluk Kristen“
“TUHAN MEMBERITAHU SAYA SECARA PERIBADI”
(Kesaksian :  Hamran Ambrie )

 
Pada waktu dahulu saya merupakan seorang yang amat aktif dalam Islam,juga merupakan salah seorang daripada Pengerakkan Muhammadiah dan seorang pengajar Islam.Pada tahun 1947,saya telah dipilih untuk menjadi pengerusi kepada Kongress Muslim Kalimantan di Amutai,bersama-sama dengan K.H Idham Chalid. Pada tahun 1950-51 saya menjadi Imam Muslim bagi pasukan tentera di Banjarmasin,dengan kedudukan yang tinggi.Rencana saya telah diterbitkan dalam beberapa majalah Islam seperti Mingguan Adil di Solo,Mingguan Risalah Jihad di Jakarta dan Mingguan Anti-komunis di Bandung.Saya telah bekerjasama dengan Gerakkan Anti-Kristian dari tahun 1936 di Muara Teweh (Barito) dan sehingga tahun 1962 bersimpati dengan kumpulan yang merancang untuk membina undang-undang Islam di seluruh Indonesia,yang mana secara tidak langsung adalah bertentangan dengan pendirian Kristian.
Sebenarnya saya telah memiliki Kitab Suci Injil sendiri semenjak tahun 1936.walau bagaimanapun,saya tidak membaca dan mencari kebenarannya,tetapi mencari perenggan yang boleh membantu saya untuk berdiri teguh sebagai seorang Muslim yang mempunyai sikap anti-Kristian,dan bersedia untuk menyerang keimanan orang Kristian secara lebih berkesan.
  • Saya juga mengutuk 'Isa Al-Masih sehingga saya berumur 40 tahun,menolak terus yang mengatakan Dia adalah daripada Tuhan.Saya sengaja mentertawakan dan menolak kebenaran.Tetapi kasih Tuhan sungguh hebat,Dia berusaha,mencari dan menyelamatkan saya.
Dalam tahun 1961,semasa saya mencatat khotbah saya di masjid,saya melihat ayat daripada surah Al-Maidah 68, yang berbunyi:
“Katakanlah,wahai orang yang beriman! Kamu tidak mempunyai apa-apa kecuali kamu berpegang kepada Taurat dan Injil,dan semua ini akan membuka mata kamu kepada Tuhan kamu.”
Saya sudah membaca ayat ini beratus kali,tetapi akhirnya Tuhan telah berbisik kepada jiwa saya tentang ‘Taurat dan Injil’ yang mana tertulis di dalam Al-Quran adalah sama Taurat dan Injil yang terdapat di dalam Kitab Suci Injil sekarang.Saya selalu berpendapat bahawa Taurat dan Injil yang terdapat dalam Al-Quran telah lenyap,dan kandungan ini adalah ringkasan di dalam Al-Quran.Saya merasa yakin bahawa Taurat dan Injil,yang terdapat dalam Kitab Suci Injil sekarang adalah palsu,dan kandungan yang sebenar telah disalah-atur dan dilupakan serta ditambah-tambahkan oleh sesetengah pihak.
Bagaimanapun,jiwa saya memberitahu saya bahawa Taurat/Injil yang ada di dalam Al-Kitab sekarang adalah benar.Fikiran saya tidak percaya apa yang dikatakan oleh hati saya: “Tidak!Taurat dan Injil yang ada di dalam Al-Kitab sekarang adalah palsu”.Fikiran saya bertentangan dengan jiwa saya dan perasaan saya,dan saya menjadi tidak pasti serta ragu-ragu terhadap apa yang betul sebenarnya.
Untuk membuatkan jiwa saya merasa aman,saya menyerahkan masalah saya ini dengan melakukan sembahyang tahjud,yang mana sembahyang ini adalah untuk meminta pertolongan daripada Tuhan agar Dia memberi petunjuk yang pasti kepada kebenaran.Saya meminta Tuhan menolong saya untuk memilih yang mana satu daripada dua kepercayaan ini yang benar.Ini adalah doa saya:
“Oh Tuhan,Pencipta Syurga dan bumi,Tuhan orang Islam, Kristian,Budha, Tuhan bulan dan bintang,lembah dan gunung;Tuhan semesta alam,tolong tunjukkan aku kebenaran tentang apa yang tertulis di dalam Al-Quran yang berkaitan dengan Taurat dan Injil.Adakah ini membawa makna bahawa Taurat dan Injil yang sebenar sudah lenyap yang terdapat ringkasan dalam Al-Quran ?Jika ini adalah benar,aku merayu kepadaMu untuk kuatkan hatiku bahawa aku mungkin tidak belajar Kitab Suci Injil .Tetapi jika “kebenaran di dalam Taurat dan Injil” yang tertulis di dalam Al-Quran ,bermakna kebenaran harus dicari di dalam Kitab Suci Injil sekarang,aku merayu padaMu untuk membuka pintu hatiku semoga aku lebih bersungguh-sungguh untuk belajar Kitab Suci Injil secara jujur.”
Saya tidak bertanya kepada sesiapa pun untuk menolong saya membuat keputusan saya.Saya tidak bertanya kepada Imam,orang yang alim dalam Islam,atau kawan-kawan saya yang bijak pandai.Saya bertanya terus kepada Tuhan yang Maha Tahu untuk membuat pilihan bagi saya,jadi saya membuat pilihan yang betul menurut kehendak Tuhan.Saya sembahyang sesungguhnya dan menaruh harapan kepada Tuhan agar Tuhan memberi petunjuk dan hidayah bahawa Dia yang memilih kebenaran untuk saya dan menolong saya mengetahui dan mengaku kepada agama yang benar.
Setiap orang yang mempunyai agama berharap bahawa di sana terdapat kehidupan yang benar selepas mati dan salah seorang daripada mereka adalah saya,saya menaruh harapan yang tinggi kepada Tuhan.Saya percaya kepada kehidupan selepas mati,di mana kita cuma ada dua tempat untuk dituju:ke neraka,dengan hukuman yang tidak berhenti-henti kekal abadi di dalam api;atau ke Syurga,bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan selama-lamanya.Saya tidak fikir tentang kehidupan abadi saya.
Sebagai contohnya;mari kita andaikan bahawa kita membawa 10 gram emas tulin, kita harus menelitinya secara berhati-hati,untuk memastikan bahawa tidak ada sesiapa yang boleh menipu kita,jadi kita tidak akan menyesal di kemudian hari.Berapa banyak agaknya kita memikirkan tentang kehidupan masa depan jiwa kita.Kita mesti belajar dan meneliti kebenaran untuk sembahyang kepada Tuhan menurut kehendak Tuhan,yang memiliki kehidupan di Syurga.Kalau tidak,kita akan menyesal untuk selama-lamanya kerana kecuaian kita.Saya selalu yakin bahawa pencipta Syurga dan neraka adalah Tuhan sendiri,atas sebab itulah saya tidak bertanyakan nasihat kepada sesiapa pun,samada Kristian atau Guru Islam.Saya mendekati Tuhan,yang memiliki segala kebenaran,peraturan,dan merayu kepadaNya dengan penuh harapan dan percaya bahawa Dia akan memberi petunjuk yang benar kepada saya.
Puji Tuhan kerana segala doa saya telah dikabuliNya! Ini membuktikan bahawa Dia memberikan kebenaranNya kepada orang yang menghendakinya,dan bertanya dengan sesungguhnya.
Ini harus dicatat,selain daripada ayat 68 surah Al-Maidah,di mana terdapat banyak lagi ayat-ayat lain yang terkandung di dalam Al-Quran ,yang menarik hati saya pada waktu itu.Sebagai contohnya;Surah Al-Sajadah 23:
“Dan pastinya kami memberikan Musa sebuah Kitab(Taurat),jadi adakah kamu (Muhammad) ragu-ragu untuk menerimanya,”
Surah Al-Maidah 46:
“Dan kami biarkan mereka (nabi-nabi yang terdahulunya) mengikut jejak Isa,anak Maryam,memenuhi apa yang ada di tangannya daripada Taurat.dan kami memberi Dia kitab yang mengandungi petunjuk dan cahaya,dan mengesahkan apa yang ada di tangannya yang daripada Taurat,sebagai petunjuk dan amaran kepada orang yang takut kepada Tuhan.”
Surah Al-Maidah 47:
“Dan orang di dalam Kitab harus mengikuti apa yang telah ditentukan mengikut kehendak pernyataan Tuhan itu.Dan sesiapa yang tidak mengikut apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan,adalah orang yang busuk hati,”
Surah Al-Baqarah 62 :
“orang yang benar daripada Yahudi,Kristian dan Sabian,sesiapa yang percaya kepada Tuhan dan hari kiamat ,melakukan amalan yang baik,mereka akan mendapat pahala daripada Tuhan mereka,dan ketakutan tidak akan mendesak mereka berputus asa.”
Di sana terdapat banyak lagi ayat di dalam Al-Quran yang menunjukkan bahawa Taurat dan Injil adalah jalan yang benar kepada kebenaran menurut kehendak Tuhan.Ayat Al-Quran ini memberi kesedaran kepada saya untuk meneliti Kitab Suci Injil dengan lebih mendalam lagi,kerana Tuhan telah berbisik kepada jiwa saya tentang kebenaran ini.
Pada hari yang berikutnya,selepas saya meminta petunjuk daripada Tuhan semasa sembahyang tahjud,saya merasakan satu perubahan yang jelas pada diri saya.Bermula dari hari itu saya menganggap Kitab Suci Injil adalah seperti rakan saya dan bukan lagi sebagai musuh.Setiap pagi saya melihat Kitab Suci Injil dengan penuh harapan dan memberi perhatian pada setiap perkataan yang saya baca,kerana saya mahu tahu makna yang sebenarnya.
Dengan perkataan:
“Dengan nama Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasihani”.
Saya membuka Kitab Suci Injil .Pada masa itu saya bertujuan untuk membaca Ulangan 18:15.Kitab ini menarik perhatian saya kerana pada waktu dahulunya saya mengunakan ayat ini untuk menyerang keimanan orang Kristian,samada mereka adalah guru,Penginjil,dengan niat supaya mereka tahu dan percaya kepada Nabi Muhammad sebagai nabi yang telah diramalkan di dalam Kitab Suci Injil ini.Sebelum ini saya sudah tahu tentang ayat ini,tetapi sekarang maknanya telah berubah sama sekali kepada saya.Sebenarnya untuk memahami Kitab Suci Injil lama adalah sukar bagi orang yang tidak mahu mempercayainya, tetapi dari segi yang lain pula ia menjadi lebih jelas kepada orang yang mahu mempercayainya dan hati mereka yang telah disentuh oleh Roh Kudus.
Ayat-ayat di dalam Ulangan 18:15 dibaca seperti:
“Sebaliknya Tuhan,Allah kamu akan mengutus seorang nabi kepada kamu ;nabi itu akan seperti aku dan Dia daripada bangsa kamu sendiri;kamu mesti taat kepadanya.”
Dahulunya saya menganggap ayat ini memberi ramalan tentang nabi Muhammad.Perkataan “nabi itu akan seperti aku (Musa)”menunjukkan kepada saya tentang peribadi nabi Muhammad sebagai janji nabi kerana :
    * Musa dilahirkan mempunyai ibubapa.Muhammad juga dilahirkan seperti Musa,mempunyai ibubapa.Ini tidak seperti Isa Al-Masih yang dilahirkan hanya mempunyai ibu dan tanpa bapa.
    * Apabila Musa meningkat dewasa,dia berkahwin.Muhammad juga berkahwin,dan ini bertentangan dengan Isa yang tidak pernah berkahwin.
    * Musa mempunyai anak lelaki,dan Muhammad juga mempunyai ramai anak.Tetapi Isa tidak mempunyai keturunan kerana Dia tidak pernah berkahwin.
    * Musa meninggal pada umur yang lanjut dan dikuburkan dan ini terjadi juga pada Muhammad.Tetapi Isa tidak meninggal.Dia telah diangkat ke Syurga dan tidak dikuburkan.
Dahulunya ia menjadi jelas kepada saya tentang ayat Ulangan 18:15 yang menunjukkan bahawa nabi Muhammad adalah nabi yang dijanjikan oleh Musa, tetapi bukannya ramalan terhadap Isa sebagai nabi keseluruhannya, sebagai Putera Tuhan,seperti kepercayaan orang Kristian.
Tetapi pada hari ini,saya membaca ayat ini secara perlahan-lahan dan berhati-hati untuk memahami makna yang sebenarnya.Apabila saya sampai kepada pernyataan “…..nabi itu akan seperti aku (Musa)”,Roh Kudus berbisik ke dalam jiwa saya yang berbunyi: “Jika kamu mentafsirkan persamaan di antara Muhammad dan Musa dan kedua-duanya adalah dilahirkan mempunyai ibubapa,mereka adalah sama dengan manusia lain yang mempunyai ibubapa.”Sifat ini tidak boleh digunakan untuk menunjukkan kebenaran ramalan itu.
Selanjutnya jika Muhammad seperti Musa kerana dia berkahwin,dan kedua-duanya adalah seperti orang lain di dunia ini!Jadi ini tidak boleh dijadikan sebagai bukti untuk mengatakan bahawa Muhammad itu adalah nabi.
Jika Muhammad dianggap sama seperti Musa,kerana dia mempunyai keturunan,fakta ini juga tidak boleh digunakan untuk menentukan ramalan itu kerana hampir semua orang di dalam dunia ini mempunyai keturunan.
Muhammad hanya seperti Musa,meninggal dalam usia yang tua dan dikuburkan.Jika contoh ini digunakan sebagai bukti tentang ramalan itu,dan fakta ini tidak boleh digunakan sebagai bukti untuk persamaan,setiap orang di dunia ini akan meninggal dan dikuburkan.Kematian dan penguburan adalah perkara biasa dan ini tidak menjadikan seseorang itu lain daripada yang lain.
Ia menjadi lebih ketara dan jelas kepada saya bahawa ramalan Musa itu hanya menunjukkan tentang Isa sebagai yang dijanjikan.Dengan alasan itu saya cuba mencari suatu perbezaan yang lain daripada yang lain dan luarbiasa persamaannya di antara Musa dan Isa.Sememangnya saya menemui beberapa persamaan yang luarbiasa di antara dua manusia ini yang tidak dikongsi dengan orang lain.
    * Semasa zaman kanak-kanak,Fir’aun mengugut untuk membunuhnya,seperti juga Isa pada zaman kanak-kanaknya telah diugut untuk dibunuh oleh Herodas.Tidak semua orang yang dilahirkan menghadapi ugutan bunuh pada waktu yang masih kecil lagi.
    * Semasa kelahiran Musa,Fir’aun sangat marah dan mengarahkan semua budak-budak lelaki yang berusia dua tahun ke bawah harus dibunuh.Apabila Isa dilahirkan Herodas juga sangat marah dan mengarahkan agar budak lelaki di bawah umur dua tahun dibunuh.Di dalam dunia ini hanya dua peribadi ini sahaja yang menghadapi pengalaman pembalasan dendam.
    * Semasa zaman kanak-kanaknya,Musa telah dijaga oleh anak perempuan Fir’aun.Dan semasa kecil Isa telah dijaga oleh Yusuf iaitu bapa angkatnya.Tidak semua anak di dunia ini dipelihara oleh orang yang dipilih oleh Allah semasa zaman kanak-kanaknya ketika dia menghadapi amcaman.
    * Semasa zaman kanak-kanaknya juga,Musa tinggal jauh daripada rumahnya di Mesir.Ini terjadi sama dengan Isa yang hidup di dalam buangan di Mesir.Tidak semua kanak-kanak semasa kecil hidup jauh daripada negerinya,seperti Mesir.
    * Apabila Musa telah menjadi utusan Tuhan,dia menerima kuasa daripada Tuhan untuk melakukan mukjizat,seperti juga Isa yang menerima kuasa sebagai Firman yang hidup,dan menerima kuasa untuk melakukan mukjizat seperti menyembuhkan orang sakit dan membangunkan orang yang telah mati.
    * Musa telah membebaskan orangnya daripada dipaksa terus menjadi hamba abdi,tetapi Isa telah membebaskan orangnya daripada cengkaman dosa dan maut.
Bukti yang istimewa ini telah mengizinkan saya untuk saya membuat kesimpulan bahawa ramalan yang luarbiasa yang dinyatakan ini di dalam Ulangan 18:15 tidak bermaksud untuk membuktikan Muhammad sebagai nabi yang telah diberitahu terlebih dahulu,tetapi untuk menunjukkan bahawa Isa adalah jelmaan Firman Allah.
Meskipun kasih Allah itu sangat agung dan Dia telah menyedarkan saya untuk melihat dengan lebih jelas lagi ke dalam Kitab Suci Injil sebagai Firman Allah yang benar,tetapi saya masih lagi tidak bersedia untuk menjadi seorang Kristian.Mengapa? Kerana terdapat beberapa perkara di dalam kepercayaan Kristian yang tidak dapat diterima oleh akal saya,khususnya kepercayaan terhadap Isa adalah Putera Tuhan.Semenjak kecil lagi saya telah diajar,dan saya juga mengajar sedemikian,iaitu:
“Tuhan tidak mempunyai anak dan Dia tidak diperanakkan.”
Saya juga tidak dapat menyatakan dengan jelas bahawa Isa adalah Tuhan kerana saya telah diajar dan saya juga mengajar seperti:
“TIDAK ADA TUHAN MELAINKAN ALLAH”
Saya juga bersikap anti Triniti. Ini tidak berasas kepada hakikat dan kebenaran tetapi sebaliknya dipengaruhi oleh prasangka yang terpesong. Saya telah mengajar murid-murid saya sedemikian:
“Kepada sesiapa yang mengatakan Allah itu adalah tiga merupakan orang yang fasik”
Saya juga tidak dapat menerima kepercayaan Kristian bahawa Isa benar-benar mati di atas kayu salib.Jika “Isa Al-Masih” adalah nabi, penyayang, utusan Tuhan, atau ‘Putera Allah’ sepertimana orang Kristian memanggilNya,bagaimana dengan senangnya orang Yahudi boleh menyiksaNya dan mengantungNya di atas kayu salib sehingga mati?Mengapa Tuhan tidak membela Dia, tetapi membiarkan Dia mati di atas kayu salib?Katakanlah saya mempunyai seorang anak lelaki yang disiksa,atau digantung di atas kayu salib,sudah pastinya saya akan melawan orang yang menyiksa anak saya itu untuk menyelamatkannya walau apa pun yang akan terjadi.Bagaimana boleh Allah hilang kuasaNya terhadap orang Yahudi?Pada masa itu saya benar-benar tidak boleh menerima hakikat ini.
Dalam usaha untuk memdapatkan pertolongan untuk keterangan ini,saya melawat beberapa orang guru dan juga Penginjil dan bertanya kepada mereka kenapa Isa bergelar Putera Tuhan atau Tuhan dan apa sebenarnya makna tentang Triniti Tuhan.Saya menyelidik mengapa Isa Putera Tuhan telah dikorbankan di atas kayu salib dan disalibkan oleh orang Yahudi. Saya juga bertanya kepada mereka tentang kenyataan tentang “dosa warisan daripada bapa kepada anak” yang saya ambil kira bahawa itu adalah hukuman yang tidak adil daripada Tuhan.
Semua guru yang saya tanya itu menjawab persoalan saya dan menerangkannya dengan mendalam,tetapi pada masa itu saya tidak dapat menerima ulasan mereka walaupun mereka telah menerangkannya dengan jelas sekali.Ini adalah kerana perbezaan latar belakang di antara saya dengan mereka,yang mana seperti teluk yang terpisah jauh di antara kami.Perbezaan di dalam agama yang tidak dikaji dengan sesungguhnya untuk mencari maksud yang sama,Pastinya kami mengkaji perbezaan di antara agama untuk mencari kenyataan yang logik berhubungan dengan ketidakfahaman.Pada masa itu saya seperti penerima radio dan guru adalah pembaca berita.Kedua-duanya mempunyai keadaan yang baik,tetapi oleh kerana perbezaan gelombang yang panjang menyebabkan siarannya dan penerimaan saya jauh berbeza. Penerima tidak dapat menangkap berita yang sedang disampaikan oleh penyiar.
Keterangan daripada guru dan Penginjil adalah seperti masuk telinga sebelah kiri dan keluar telinga sebelah kanan. Hati saya tidak tersentuh, kerana saya tidak faham cara pertuturan mereka.Guru itu sendiri tidak memahami dengan jelas kedudukan latar belakang saya sewaktu itu, jadi keterangannya tidaklah menurut keperluan saya seperti yang saya harapkan.Ini bukannya berlaku kerana keterangan guru itu salah,tetapi kerana perbezaan cara pemikiran dan penerangan,jadi sebab itu saya tidak dapat memahami keterangan yang lain.walau bagaimanapun saya masih berharap.Saya sentiasa yakin,Tuhan akan menolong saya untuk memilih kebenaran,sudah pasti Dia akan membuka pintu hati saya dan memberi petunjuk untuk memahami semua masalah yang menjadi halangan kepada saya.
Saya sentiasa berdoa kepadaNya: "Tuhan,aku merayu agar Engkau menunjukkan kebenaranMu kepadaku tentang perkataan ‘Putera Tuhan’ dan nama ‘Rabbana’ untuk Isa.Aku juga merayu agar Engkau menunjukkan kepadaku makna Triniti dan rahsia disebalik penyaliban Al-Masih. Tuhan, Engkau berilah aku pengertian bahawa Kitab Suci Injil adalah daripadaMu yang betul,jadi pastinya Engkau akan menerangkan dan menjelaskan halanganku melalui Kitab Suci Injil, yang mana FirmanMu yang benar yang tidak pernah bertukar daripada awal hingga sekarang dan untuk selamanya.
Sememangnya telah banyak kali,Tuhan menolong saya melalui Roh Kudusnya,yang bekerja di dalam hati saya.Saya akan menerangkan bagaimana Tuhan menolong saya untuk mengatasi halangan ini.
PERJUANGAN SAYA BERTENTANGAN DENGAN KEADAAN PERSEKITARAN
Meskipun saya menjadi tetap dan teguh serta yakin tentang kebenaran ini,dan bersedia untuk menerima Isa sebagai penyelamat peribadi saya,tetapi saya tidak menjadi Kristian secara rasmi,kerana kaadaan persekitaran yang menjadi halangan kepada saya.Ketakutan dan kebimbangan ini sentiasa menghantui fikiran saya.
Pengalaman saya menunjukkan bahawa terdapat ramai orang yang tegas dengan kehendak mereka untuk menerima Isa sebagai penyelamat mereka,tetapi mereka sering teragak-agak untuk menentang pengaruh persekitaran mereka,mungkin kerana mereka tidak rela ataupun takut untuk melawan ibu bapa mereka.Kadang-kadang mereka takut kalau-kalau majikan mereka memberhentikan kerja mereka kerana mereka memeluk Al-Masih. Orang yang percaya juga akan berselisih faham dengan isteri mereka kerana mereka ingin mengikuti Isa bersama-sama dengannya; ini juga merupakan rintangan yang menghalang mereka daripada mengikuti Isa untuk mempengaruhi hidup dan hati mereka.
Ketakutan terhadap keadaan sekitar telah ditunjukkan dalam amaran oleh Isa,ditulis dalam Matius 10:34-36. Dia mengambarkan penderitaan yang mungkin dihadapi oleh setiap orang yang mahu mengikutinya: “Jangan menyangka bahawa Aku membawa kedamaian ke dunia ini,Aku tidak membawa kedamaian tetapi pertentangan.Aku datang untuk menyebabkan anak lelaki melawan bapa mereka,anak perempuan melawan ibu mereka,dan menantu mereka melawan ibu mertua mereka.Demikianlah musuh terbesar yang dihadapi oleh seseorang ialah keluarga sendiri.”Bagaimanapun mereka yang membuat keputusan untuk mengikuti Isa sebagai Tuhan dan membiarkan Isa mempengaruhi hati mereka,segala kebimbangan adalah tidak berpanjangan.Setiap kebimbangan akan dapat diatasi dengan pertolongan daripada Tuhan.Saya sendiri mempunyai pengalaman dalam menghadapi tekanan dari persekitaran.Tetapi Tuhan selalu membuka jalan untuk keluar daripadanya.
Dari 1961 sehingga 1964,saya masih lagi melakukan dua tanggungjawab agama.Saya sembahyang mengikut cara Islam dan pergi ke masjid pada setiap hari Jumaat.Saya juga pergi ke gereja pada setiap hari ahad dan pada hari sabtu saya pergi sembahyang di Gereja Adventis.Tetapi di luar kenyakinan saya,saya tidak pergi ke gereja.Ini adalah kerana untuk saya belajar tentang kebenaran.Saya juga sering membaca risalah-risalah daripada orang bukan Kristian yang mengatakan bahawa orang di dalam gereja menyembah berhala,seperti patung dan gambar.Atas sebab itu saya pergi melawat setiap gereja di sekitar Jakarta mengikut giliran,pada hari ahad.Saya juga melawat lebih daripada satu gereja pada hari ahad,untuk mencari samada terdapat penyembahan patung atau tidak.
Akhirnya,saya mendapat kesimpulan dan terbukti bahawa kesangsian saya selama ini sudahpun terjawab.Setiap gereja yang saya lawati tidak terdapat pun berhala atau gambar yang untuk disembah. Semenjak 1964, jiwa saya sebenarnya sudah dipenuhi dengan Roh Tuhan,Roh Kudus,atau semangat kebenaran.Bermula daripada hari itu saya mengambil keputusan untuk menerima Isa sebagai penyelamat peribadi saya sepenuh hati saya.Tetapi ia masih lemah.Saya tidak berani untuk menyatakan kenyakinan saya secara terbuka.Saya masih menyimpan kekristianan saya secara rahsia.Saya melawat gereja kristian di Kwitang Indonesia untuk pertama kali saya bertanyakan tentang pembaptisan secara rahsia, saya tidak mahu ianya diketahui oleh famili ataupun isteri saya.Saya tidak tahu siapa yang menjaga gereja itu,tetapi permintaan saya ditolak, tidak boleh dibaptiskan secara rahsia. Beberapa minggu kemudian,dengan hasrat yang sama yang seringkali berputar-putar di dalam fikiran saya, saya pergi berjumpa dengan Rev.J.Sapulete,dekat gereja Bethel di Jatinegara.Dia bersedia untuk membaptis saya, tetapi dengan satu syarat bahawa saya harus membawa dua atau tiga jiran Kristian,yang boleh membimbing pertumbuhan keimanan saya supaya saya boleh hidup secara Kristian.Saya tidak dapat menerima syarat ini, saya masih lagi tidak mahu mengumumkannya di khalayak ramai bahawa saya seorang Kristian. Ini berpuncak daripada pengaruh persekitaran ,terutamanya keluarga saya.Saya merasa risau yang mereka akan menentang dan menganiaya ahli keluarga saya.Saya juga takut untuk bertanyakan pada isteri saya untuk mengikuti saya pergi ke gereja.Saya takut jika isteri saya akan menuntut saya untuk pergi ke pejabat rasmi perkahwinan Islam untuk bercerai.Saya sangat takut untuk berhadapan dengan proses perceraian .Sebab itu saya mahu menerima Isa secara rahsia.Tetapi jiwa saya tidak bersetuju,saya tidak ada apa-apa keraguan tentang penerimaan Isa.
Oleh itu saya tidak lagi melakukan dua tanggungjawab keagamaan. Saya hanya pergi ke gereja.Tetapi ketakutan masih lagi berterusan dan kebimbangan mengenai reaksi keluarga saya.Saya tidak tahu bagaimana untuk mengatasinya.Saya tidak pergi jumpa sesiapa pun untuk meminta nasihat bagi masalah saya ini.Pada masa itu saya rasakan bahawa perjuangan saya betul-betul teruji. Walau bagaimanapun Tuhan memberi masa untuk membantu mengatasi masalah saya ini. Dahulunya saya menggangap jika saya berbincang dengan isteri saya tentang hal ini dan keluar Islam dan seterusnya memeluk Kristian akan menyebabkan masalah kepada kami..
Tetapi Tuhan sangat baik hati, membuka pintu kebenarannya kepada isteri saya sendiri.Dia merasa aman melalui cahaya dan kecantikan pokok Krismas yang mana pada masa itu bercahaya dengan terang di kebanyakkan rumah orang Kristian.Ia menjadi tanda kepadanya bagaimana cantiknya kehidupan di dalam keluarga Kristian.Dia merasa aman dengan lagu-lagu Kristian dan hangat serta bercahaya dengan semangat Krismas.
Untuk menjelaskan perasaannya,dia dan seorang anak perempuan saya datang kepada saya,untuk memberitahu saya tentang keinginan yang kuat untuk menjadi seorang Kristian.Ini adalah peluang yang sedang saya nanti-nantikan! Pada hari berikutnya selepas Krismas,saya berjumpa dengan Rev.J.Sapulete untuk kali kedua, bertanya kepadanya bahawa saya dan keluarga saya mahu dibaptiskan dan menerima Isa sebagai Tuhan kami.
Permintaan saya diperkenankan dengan segera dan kami -yakni saya,isteri saya dan tujuh orang anak kami telah dibaptiskan pada 26 Dis 1969 oleh Rev.J.Sapulete,di gereja GPIB Jemaat Bethel.
Satu minggu kemudian anak lelaki saya pun menuruti kami.Dia juga sering pergi ke gereja secara rahsia, kerana dia takut saya mendapat tahu.
Saya sendiri pergi ke gereja secara rahsia juga, sebab saya takut isteri-isteri ahli keluarga saya telah menjadi pengikut-pengikut 'Isa dan demi itu mempengaruhi hati kami.
Anugerah Berkat Tuhan yang Berkelimpahan
Selepas saya dan keluarga saya dibaptiskan pada 26 Disember 1969, keriangan dan kegembiraan seluruh isi rumah saya telah bertukar.Kami menerima terlalu banyak berkat-berkat Tuhan yang mencurahi hidup kami.
Pengikut Paulus berkata: "Apabila seseorang masuk ke dalam Al-Masih,dia menjadi insan yang baru, yang lama telah pergi dan yang baru sudah menyusul ".(2 Kor 5:17)
Apabila seseorang menerima Al-Masih 'Isa sebagai penyelamatnya,Tuhan akan mengubah kehidupannya.Bayangan Kristus akan menjadi ikutannya.Al-kitab berkata: "Tuhan mencipta manusia berdasarkan gambarnya"(Kej 1:27).Kelakuan baru ini akan bermula dengan keriangan yang baru,kasih dan keinginan yang berbeza.Apa yang dahulunya dia sayang,kini dia benci,dan apa yang dahulunya dia benci,kini bertukar menjadi sayang.Kehidupannya telah berubah.Perubahan ini amat ketara,dan dapat dilihat oleh orang di sekelilingnya.Jalan kehidupannya akan bertukar,dan perubahan ini akan dibawa dalam setiap perkataan yang dia ucapkan.Betapa hebatnya!
Saya mempunyai pengalaman dalam perubahan ini dan mereka dapat rasa dalam kehidupan kami sekeluarga.Panas baran sudah lenyap dan berubah kepada sayang.Dalam kehidupan kerohanian,kami merasa aman dan gembira.Kami tidak merasa ragu-ragu dan jiwa kami terjamin dan penuh dengan keriangan.Bahkan di dalam kehidupan seharian,kami mendapat keberkatan yang berkelimpahan.Ini adalah pengalaman yang membuktikan kebenaran janji Tuhan bahawa telah digenapi oleh 'Isa Al-Masih,utusanNya.
  • "Barangsiapa haus,baiklah ia datang kepadaKu dan minum!Barang siapa percaya kepadaKu,seperti yang dikatakan oleh kitab suci:dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."(Yahya 7:37-38)
  • "Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyai dalam segala kelimpahan."(Yahya 10:10b)
Perubahan di dalam kehidupan isi rumah kami amat kentara dan berlaku dengan pantas di mana kami menjadi ejekan.Jiran tetangga dan saudara mara berpendapat bahawa kami telah menerima pertolongan daripada gereja sebagai ganjaran kerana menjadi Kristian.
Orang ramai mengutuk kami dengan berkata:"Jika kamu ingin menjadi kaya dengan cepat,ikutlah cara en.Ambrie dan menjadi Kristian dan kamu akan mendapat berjuta-juta rupiah daripada gereja."
Mereka menyangka bahawa kehidupan kami diberkati melalui pemberian daripada gereja sebagai sogokan kerana menjadi Kristian.Tidak,bukan kerana itu!Kami tidak menerima sebarang pertolongan dari gereja atau dari sesiapapun sebagai balasan kerana kami menerima Kristus.Kami tidak menerima duit,harta benda atau janji peluang pekerjaan walaupun satu sen pun.Sememangnya keberkatan kehidupan kami pada masa itu hanyalah melalui kemurahan hati Tuhan.Ini adalah janji Tuhan bahawa semua orang yang mempercayai-Nya akan memperolehi keberkatan yang berkelimpahan.
Tahun-tahun yang tidak aktif.
Saya menjadi Kristian yang tidak aktif bermula dari tahun 1970-1972.Saya sibuk mengendalikan urusan perniagaan saya dan membantu keluarga saya.Saya hanya pergi ke gereja pada hari Ahad dan membaca Al-kitab bila saya ada masa.Tuhan menyalahkan saya kerana bersikap sedemikian.Saya merasa sangat jelas apabila pada waktu itu Tuhan memberi amaran kepada saya: "Jika kamu mahu menjadi kristian,ia tidak cukup dengan bersikap pasif.Ia tidak akan berkembang jika kamu duduk sahaja.Bergembiralah dengan keberkatan Tuhan yang melimpahi hidup kamu.Sebagai orang Kristian iaitu pengikut Kristus,kamu mesti bangun dan memberitahu kesaksian kamu dengan jelas mengenai Al-kitab sepertimana Kristus telah memerintahkannya di dalam Matius 28:19-20)
Bagaimana saya hendak memulakan dalam memberikan kesaksian secara terbuka dan memberitahu tentang Al-kitab dengan cara paling mudah difahami?Sememangnya saya ingin melakukannya,tetapi saya tidak tahu bagaimana cara hendak memulakannya.Untuk ini,Tuhan telah membuka jalannya:dan ini adalah jalan yang bagaimana Tuhan tunjukkan;
Suatu hari kawan baik saya datang dari Banjarmasin untuk menghabiskan waktu malamnya bersama kami.Dia adalah kawan yang sebenarnya mengikut erti perkataan.Dia tetap berdiri bersama dengan saya dalam kaadaan susah ataupun senang.Apabila penangkapan dilakukan oleh askar-askar Belanda,kami selalu berjumpa antara satu sama lain di dalam penjara ataupun di dalam khemah banduan.
Kami menyambutnya seperti biasa,di dalam rumah kami tidak terdapat tanda ketara yang menunjukkan bahawa kami telah memeluki agama Kristian.apabila dia mengucapkan "Assalamualaikum",dan kami menjawab "waalaikumussalam".Kawan baik saya ini telah mendengarnya daripada jiran-jiran bahawa saya telah memeluk Kristian. Dia menerangkan bahawa hal ini tidak mungkin terjadi, dan telah menyakinkan kepada jiran saya tentang ini. Dia memberitahu mereka," Sudah lama saya kenal kawan saya Hamran Ambrie,bukan sahaja di Jakarta bahkan di Banjarmasin lagi. Dia bukanlah seperti kebanyakan Muslim yang lain,dia sangat risau tentang keimanannya.Di dalam wilayah dia dikenali sebagai pejuang tentera Muslim,dia adalah anti-Kristian,seorang daripada pemimpim Muhammadiyah,pemberita Muslim dan guru Islam yang terkenal di bandar dan di timur Kalimantan.
Lebih-lebih lagi di kongres Islam di seluruh Kalimantan dalam Amuntai 1947, Hamran Ambrie adalah merupakan salah seorang daripada penganjurnya.Di dalam ketenteraan kebangsaan Indonesia,dia telah menjadi ketua guru-guru Muslim dalam pasukan tentera di Banjarmasin. Jadi saya yakin bahawa Hamran Ambrie tidak begitu mudah untuk menukarkan agama Islamnya kepada agama Kristian."
Tetapi jiran saya telah menyakinkan dia bahawa untuk beberapa tahun ini,orang di dalam kampung saya telah biasa melihat saya pergi ke gereja lazimnya dan menyediakan pokok Krismas semasa hari Krismas.Mereka memberitahu dia supaya bertanya kepada saya secara terus untuk mendapat kepastian selanjutnya.
Jadi dengan segera dia datang ke rumah saya untuk melawat,dan terus bertanya kepada saya samada berita yang mengatakan saya menjadi Kristian itu benar atau tidak?Saya menjawab soalan itu tanpa sebarang keraguan: "Ya,ia adalah benar dan saya serta seluruh keluarga saya telah dibaptiskan."
Mendengar jawapan saya dia menangis terisak-isak.Dia meminta maaf kerana dia sangat menyesal datang ke tempat itu.Tetapi dia tidak berbuat apa-apa dan berdiri kehairanan untuk beberapa ketika.Selepas dia kembali ke Banjarmasin,dia memberitahu orang lain, khususnya kawan baik saya tentang pemelukan agama saya kepada Kristian.
Berita tentang kejadian ini telah dimasukkan di dalam akhbar harian UTAMA yang diterbitkan di Banjarmasin oleh kawan baik saya yang lain,yang merupakan seorang pemberita Muslim.Dalam tajuk utama H.Arsyad Maran menulis:
PENGASAS TERKENAL GERAKAN MENJADI KRISTIAN
Pengasas terkenal Muhammadiyah zaman 30-an, dia juga merupakan salah seorang ketua editor JIHAD.
Js Antemas menulis diantaranya:
PERTUKARAN AGAMA PENGASAS  MUHAMMADIYAH KEPADA KRISTIAN
Satu berita yang mengemparkan!
Pemberita IAIN Arthum Artha berharap:"kami harap berita ini adalah tidak benar,kepercayaan Hamran Ambrie,pengasas kemerdekaan masih lagi di dalam persoalan."
Orang Muslim di Banjarmasin juga memberi sambutan yang kurang menyenangkan terhadap berita ini:"Masalah ekonomi baru-baru ini telah membuatkan seseorang bertukar agama."Nama orang muslim ini tidak dinyatakan.
Bahkan Universiti IAIN Antasari juga menberi tindakbalasnya terhadap berita pertukaran agama saya ini.Sementara itu setiausaha PMW (Muhammadiyah) di Banjarmasin cuba untuk menyangkal bahawa saya adalah penubuh Muhammadiyah, tetapi memberitahu bahawa saya hanya sebagai pejuang Islam.
Semua berita tentang keKristianan saya yang telah diterbitkan di dalam akhbar adalah bertujuan untuk membuat saya rasa malu, dan di sebaliknya mereka mengharap agar saya kembali kepada Islam. Tetapi kehendak mereka adalah berbeza dengan kehendak Tuhan.Allah mengunakan mereka sebagai satu cara untuk membangunkan iman saya supaya menjadi seorang pengikut 'Isa yang kuat imannya dan memberi kesaksian tentang hakikat 'Isa Al-Masih adalah daripada Tuhan.
Hampir dua bulan peristiwa 'pertukaran saya kepada Kristian' menjadi tajuk perbincangan umum dan tajuk utama di dalam akhbar Harian UTAMA di Banjarmasin.Saya mendapat berita bahawa pertumpahan darah juga hampir berlaku.Sesetengah daripada kawan saya menganggap bahawa berita ini adalah suatu fitnah dan bersedia untuk menyerang para penulis.Mujurlah dengan segera saya telah menulis "surat terbuka"-pernyataan saya sendiri mengenai pengakuan tersebut - kepada akhbar harian UTAMA di Banjarmasin,yang telah diterbitkan seperti di bawah:
SURAT TERBUKA
Untuk Pembaca harian UTAMA
Assalamualaikum
kepada Tuan:
Saya dengan ini memberitahu bahawa berita itu adalah benar dan saya sekarang menjadi pengikut kepada agama Kristian Protestant dan saya telah menukarkannya semenjak 1964 lagi. Berita di dalam akhbar itu sangat menarik kerana ia mengambarkan saya sebagai penubuh Islam atau pejuang kepada kebebasan.
Saya berterima kasih kepada semua tindak balas dan penghargaan itu yang mana kawan saya telah menunjukkannya kepada saya.Walaupun sehingga saat ini,saya tidak pernah merasa dan tidak pernah mengumunkan diri saya sebagai penubuh Islam ataupun pejuang kebebasan.Jika waktu lepas saya melibatkan diri dalam perjuangan sebagai penulis oleh kawan saya.Ia adalah tidak lebih daripada tanggungjawab seorang anak terhadap ibu pertiwinya.Dengan itu saya menjadi pengikut dan tidak bertanya akan sebarang gelaran kepada jawatan tersebut samada sebagai veteran ataupun sebagai pengasas kemerdekaan.Saya hanyalah melakukan tanggungjawab saya sahaja. Terima kasih kepada semua kawan saya, khususnya H.Arsyad Maran (saya tidak menerima surat kamu), JS.Antenas dan Arthum Artha dan penulis yang menulis surat kepada saya sebagai satu kewajipan.Tidak ada apa-apa daripada surat anda yang boleh saya sangkalkan atau memberi tindak balas yang bertentangan melainkan pembetulan.Saya tidak pernah meminta sebarang bentuk gelaran sebagai tanda bagi pengasas kemerdekaan.
Kepada Arthum Artha,saya ada menghantar "nota keimanan" yang menjadi asas kepada saya dalam ketaatan saya kepada agama Kristian Protestant. Apa pun yang berlaku kawan tetap kawan dan hubungan persahabatan yang baik tidak boleh diputuskan.
Terima kasih kepada kamu semua kerana mengambil berat tentang hal ini.
Yang Benar,
Hamran Ambrie
6 Mei 1972, Jakarta.